Ayat Alkitab 2 Korintus 13:7 adalah sebuah pengingat yang kuat dan fundamental bagi setiap orang percaya. Paulus, melalui suratnya kepada jemaat di Korintus, menyampaikan doa dan harapannya yang tulus agar para penerima surat, dan secara luas, kita semua, senantiasa diarahkan untuk melakukan apa yang benar dan baik. Dalam dunia yang seringkali penuh dengan godaan dan kebingungan moral, perintah sederhana ini menjadi jangkar yang penting.
Frasa "berbuat sesuatu yang jahat" mencakup segala bentuk tindakan, pikiran, dan perkataan yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Ini bisa berupa ketidakjujuran, kebencian, kesombongan, atau ketidakpedulian terhadap sesama. Sebaliknya, "berbuat apa yang baik" mengacu pada tindakan kasih, belas kasihan, keadilan, kesabaran, dan kerendahan hati—semua buah Roh Kudus yang seharusnya menjadi ciri khas kehidupan orang Kristen. Ajakan ini bukan sekadar larangan terhadap kejahatan, tetapi juga dorongan aktif untuk mengejar kebaikan.
Doa yang diungkapkan oleh Rasul Paulus ini menyiratkan bahwa kemampuan untuk tetap berada di jalan kebenaran dan menghindari kejahatan bukanlah semata-mata hasil kekuatan manusia. Ini adalah buah dari campur tangan ilahi dan pertumbuhan rohani. Kita membutuhkan bimbingan dan kekuatan dari Tuhan untuk membuat pilihan yang benar setiap hari. Oleh karena itu, doa seperti yang diucapkan Paulus menjadi penting dalam kehidupan sehari-hari, memohon agar Tuhan menolong kita untuk hidup sesuai dengan standar-Nya.
Dalam konteks jemaat, ayat ini juga menekankan pentingnya integritas dan perilaku yang saleh sebagai kesaksian di dunia. Ketika gereja dapat menunjukkan contoh yang jelas dalam menolak kejahatan dan mempraktikkan kebaikan, hal itu akan memuliakan Tuhan dan menarik orang lain kepada-Nya. Sebaliknya, ketika ada perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran Kristus, hal itu dapat mencemarkan nama Tuhan dan menghambat penyebaran Injil.
Menerapkan prinsip 2 Korintus 13:7 dalam kehidupan pribadi berarti membuat komitmen sadar untuk memeriksa motif dan tindakan kita. Ini melibatkan upaya terus-menerus untuk mengenali godaan dan menolaknya, sambil secara aktif mencari kesempatan untuk melakukan kebaikan kepada orang lain. Ini juga berarti mencari komunitas orang percaya yang dapat saling menguatkan dan mengingatkan dalam perjalanan rohani ini. Melalui kuasa Roh Kudus dan dengan ketekunan, kita dapat berusaha untuk senantiasa berbuat apa yang baik di hadapan Tuhan.
Intinya, 2 Korintus 13:7 mengingatkan kita bahwa kehidupan Kristen adalah sebuah perjalanan aktif. Bukan sekadar penerimaan pasif, tetapi partisipasi yang sadar dalam memperjuangkan kebaikan dan menjauhi kejahatan. Ini adalah panggilan untuk hidup yang mencerminkan karakter Kristus, memberikan terang di tengah kegelapan, dan menjadi saluran berkat bagi dunia.