"Sebab Ia telah menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika Dia berbicara kepada-Nya dari dalam awan yang mulia: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
Ayat 2 Petrus 1:18 membawa kita pada momen transfigurasi, sebuah peristiwa ilahi yang mengungkapkan kebesaran dan kemuliaan Yesus Kristus secara luar biasa. Dalam gambaran yang kuat ini, kita menyaksikan bagaimana Allah Bapa sendiri memberikan kesaksian langsung mengenai identitas dan kedudukan Anak-Nya. Ini bukanlah sekadar pengakuan manusia, melainkan deklarasi surgawi yang mengukuhkan siapa Yesus sebenarnya.
Pengalaman ini terjadi di atas gunung yang kudus, tempat yang sering kali menjadi lokasi pertemuan antara yang ilahi dan yang insani. Petrus, Yakobus, dan Yohanes, tiga murid terdekat Yesus, menjadi saksi mata langsung dari pemandangan yang melampaui pemahaman manusia. Mereka melihat Yesus berubah rupa, wajah-Nya bersinar seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih seperti terang. Kehadiran Musa dan Elia, dua tokoh penting dalam sejarah keselamatan Israel, semakin menegaskan bahwa Yesus adalah penggenapan dari semua nabi dan hukum Taurat.
Namun, inti dari pengalaman ini, sebagaimana ditekankan dalam ayat 18, adalah suara Allah Bapa yang datang dari awan yang mulia. Suara ini bukan hanya mengkonfirmasi kedudukan Yesus sebagai Anak yang dikasihi, tetapi juga menyatakan kesukaan dan persetujuan Bapa terhadap Dia. "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Ungkapan ini menggemakan kebenaran yang mendalam tentang hubungan Bapa dan Anak, serta rencana keselamatan yang sempurna. Ini adalah bukti tak terbantahkan akan keilahian Yesus, otoritas-Nya, dan peran-Nya yang sentral dalam rancangan ilahi.
Bagi para murid, peristiwa ini menjadi titik balik penting dalam iman mereka. Kesaksian dari langit ini memperkuat pemahaman mereka tentang siapa Yesus, memperdalam keyakinan mereka, dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan yang akan datang. Ayat ini mengingatkan kita bahwa iman Kristen tidak didasarkan pada cerita atau legenda manusia, melainkan pada kesaksian ilahi yang terungkap dalam peristiwa nyata. Kebesaran kemuliaan Tuhan melalui Yesus Kristus adalah fondasi iman kita, sebuah kebenaran yang mampu memberikan kekuatan, harapan, dan pengarahan dalam setiap aspek kehidupan. Kesaksian dari awan mulia ini terus bergema, memanggil kita untuk melihat dan mempercayai Yesus sebagai Anak Allah yang layak menerima segala hormat dan kemuliaan.