"Dan ketika ia [Yoas] berumur tujuh tahun, ia dinobatkan menjadi raja." (2 Raja-Raja 11:21a)
Dua pasal dalam Kitab 2 Raja-Raja ini, yaitu pasal 11 dan 12, menyajikan sebuah drama yang penuh dengan intrik politik, pengkhianatan, dan akhirnya, pemulihan. Kisah ini berfokus pada perubahan takhta di Kerajaan Yehuda, dari masa kegelapan di bawah pengaruh Atalya hingga kembalinya pemerintahan yang benar di bawah Raja Yoas. Peristiwa-peristiwa ini tidak hanya membentuk nasib Yehuda, tetapi juga memberikan pelajaran penting tentang kesetiaan kepada Tuhan dan konsekuensi dari pemberontakan.
Pasal 11 menggambarkan bagaimana Atalya, ibu dari raja sebelumnya, merebut kekuasaan setelah kematian putra-putranya. Dalam tindakan kejam yang mengerikan, ia memusnahkan seluruh garis keturunan raja. Namun, berkat campur tangan Yoseba, saudara perempuan Raja Ahazia, dan imam Yoyada, bayi Yoas, pewaris sah, berhasil diselamatkan dan disembunyikan selama enam tahun. Keberanian dan iman mereka dalam melindungi nyawa seorang anak yang tak berdaya adalah titik balik penting. Ketika Yoas cukup umur, Imam Yoyada memimpin sebuah kudeta yang berhasil menggulingkan Atalya dan memulihkan Yoas ke takhtanya yang sah. Atalya dihukum mati, dan orang-orang Yehuda bersukacita atas pemulihan pemerintahan yang saleh.
Perjalanan Yoas tidak berhenti di situ. Setelah masa pemberontakan dan kebingungan, ia menjadi raja yang seharusnya memimpin Yehuda kembali ke jalan Tuhan. Pasal 12 mencatat masa pemerintahan Yoas yang awal dan penuh harapan. Di bawah bimbingan Imam Yoyada, Yoas melakukan apa yang benar di mata Tuhan. Salah satu tindakan terpentingnya adalah pemulihan dan perbaikan Bait Suci Yerusalem. Bait Suci ini telah lama diabaikan dan dirusak karena kesibukan umat serta pengaruh jahat dari masa sebelumnya.
Yoas menginstruksikan agar sumbangan umat dikumpulkan dan digunakan untuk membiayai perbaikan Bait Suci. Ini menunjukkan kebijaksanaan dan fokusnya pada hal yang spiritual. Dana yang dikumpulkan digunakan dengan jujur oleh para tukang untuk pekerjaan pemulihan. Ini adalah momen krusial di mana umat diingatkan kembali akan pentingnya tempat ibadah mereka dan bagaimana memeliharanya. Namun, meskipun awal pemerintahannya penuh dengan keberhasilan rohani, sejarah mencatat bahwa ketika Imam Yoyada tua dan meninggal, Yoas dan para pemimpin Yehuda mulai menyimpang. Mereka meninggalkan hukum Tuhan dan bahkan membunuh Zakharia, putra Yoyada, karena ia berani mengingatkan mereka. Ini adalah pengingat pahit bahwa kesetiaan harus dipertahankan, bukan hanya di awal, tetapi sepanjang hidup.
Kisah 2 Raja-Raja 11-12 mengajarkan kita tentang pentingnya kepemimpinan yang saleh dan konsekuensi dari menyingkir dari Tuhan. Perjuangan Yoas untuk merebut kembali takhtanya dan kemudian usahanya untuk memulihkan Bait Suci menunjukkan keberanian dan komitmen. Namun, kisah ini juga memperingatkan kita bahwa kemerosotan rohani bisa terjadi bahkan setelah masa kebangunan. Pentingnya menjaga iman, menghormati para pemimpin rohani, dan terus menerus menaati firman Tuhan adalah pelajaran abadi yang dapat kita ambil dari dua pasal yang luar biasa ini. Kisah ini terus bergema, mengingatkan kita untuk selalu berpegang teguh pada kebenaran.