2 Raja-Raja 11:16: Kisah Yoyada dan Keberaniannya

"Dan Yoyada melakukan segala yang diperintahkan TUHAN, ia membawa raja itu serta anak-anaknya, dan meletakkan mahkota ke atasnya, dan memberikan kepadanya Kitab Hukum TUHAN. Lalu mereka menjadikan dia raja dan mengurapinya, dan mereka bertepuk tangan sambil berkata: 'Hidup raja!'"
Ilustrasi Yoyada Mengurapi Yoyas Gambar abstrak yang menampilkan seorang tua mengangkat mahkota ke atas seorang anak di bawah cahaya yang cerah. Ketenangan & Harapan

Kisah dari kitab 2 Raja-Raja 11:16 membawa kita pada momen krusial dalam sejarah Israel, yaitu saat seorang imam bernama Yoyada mengambil tindakan tegas untuk mengembalikan takhta kepada pewaris yang sah, yaitu Yoas. Ayat ini merangkum keberanian dan ketaatan Yoyada dalam melaksanakan kehendak Tuhan di tengah situasi politik yang genting. Setelah ratu Atalya merebut kekuasaan secara brutal dan membunuh seluruh keturunan raja Yehuda, hanya Yoas, cucu dari raja yang sah, yang berhasil diselamatkan dan disembunyikan oleh Yoyada dan istrinya, Yosabat, di Bait Allah selama enam tahun.

Pada saat yang tepat, Yoyada, yang tidak hanya menjabat sebagai imam besar tetapi juga sebagai tokoh yang sangat dihormati dan berpengaruh, memimpin pemberontakan yang berhasil menyingkirkan Atalya dan mengembalikan Yoas sebagai raja Yehuda. Teks di 2 Raja-Raja 11:16 menggambarkan ritual pengurapan dan penobatan Yoas. Ini bukan sekadar seremonial, tetapi sebuah deklarasi publik bahwa Yoas adalah raja yang sah, yang diangkat atas kehendak Tuhan. Yoyada tidak hanya memastikan penobatan fisik, tetapi juga memberikan "Kitab Hukum TUHAN" kepada raja muda, menandakan pentingnya kepemimpinan yang didasarkan pada prinsip-prinsip ilahi. Tindakan ini menunjukkan visi Yoyada yang jauh melampaui sekadar mengganti penguasa; ia berupaya mendidik dan membimbing raja baru agar memerintah dengan bijak sesuai dengan firman Tuhan.

Keberanian Yoyada dalam menghadapi Atalya, yang merupakan ancaman besar bagi stabilitas kerajaan dan keturunan Daud, patut dicatat. Ia bertindak dengan perhitungan yang matang, menggalang dukungan dari para kepala pasukan dan orang-orang Lewi yang setia. Pelaksanaan tugasnya dalam ayat ini sangat jelas: "melakukan segala yang diperintahkan TUHAN". Ini menggarisbawahi motivasinya yang murni, yaitu ketaatan kepada Tuhan. Pengurapan dan penobatan Yoas, serta seruan "Hidup raja!" dari para pendukungnya, menandai dimulainya era baru bagi Yehuda, di mana kepemimpinan yang sah dan berlandaskan hukum Tuhan kembali ditegakkan.

Kisah 2 Raja-Raja 11:16 mengajarkan kita tentang pentingnya kepemimpinan yang berintegritas, keberanian moral, dan ketaatan yang teguh kepada prinsip-prinsip ilahi. Yoyada adalah contoh nyata seorang pemimpin yang tidak takut untuk bertindak demi kebenaran, bahkan ketika menghadapi risiko besar. Tindakannya tidak hanya menyelamatkan takhta, tetapi juga memulihkan tatanan yang benar dalam kerajaan Yehuda, memastikan bahwa masa depan bangsa tersebut dipandu oleh hukum Tuhan. Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa dalam setiap zaman, selalu ada panggilan bagi individu untuk berdiri teguh pada kebenaran dan melakukan apa yang benar, terlepas dari tantangan yang ada.