Kisah yang terukir dalam Kitab 2 Raja-Raja 11:4 membawa kita pada momen krusial dalam sejarah Israel, sebuah titik balik yang ditentukan oleh keberanian dan tindakan strategis seorang imam bernama Yoyada. Ayat ini bukan sekadar narasi peristiwa, melainkan sebuah gambaran tentang bagaimana keputusan yang tepat di waktu yang genting dapat menyelamatkan sebuah takhta dan, pada akhirnya, sebuah bangsa dari kehancuran.
Pada periode yang digambarkan dalam kitab ini, Yehuda sedang berada di bawah bayang-bayang perebutan kekuasaan yang kejam. Atalia, putri Ahab dan Izebel yang licik, telah membunuh sebagian besar keturunan Daud untuk merebut takhta. Namun, ada satu pewaris yang selamat dari pembantaian itu: Yoas, putra Ahazia, yang diselamatkan dan dirahasiakan oleh sepupunya, Yoyada, bersama istrinya, Yosabea, putri raja Yoram. Selama enam tahun, Yoas tumbuh dalam persembunyian, sementara Atalia memerintah dengan tangan besi di Yerusalem.
Di tengah situasi yang penuh ancaman ini, Imam Yoyada merencanakan sebuah gerakan penting. Ia menyadari bahwa takhta Yehuda harus kembali ke garis keturunan yang sah. Titik krusial dari rencananya terangkum dalam 2 raja raja 11 4. Ayat ini mencatat tindakan Yoyada yang memanggil para kepala pasukan seratus – para pemimpin militer yang dipercayainya. Ini adalah langkah strategis yang brilian. Dengan mengamankan dukungan dari para pemimpin angkatan bersenjata yang mengawasi keamanan di Yerusalem, termasuk orang-orang Keret dan orang-orang Filisti (yang kemungkinan adalah pasukan bayaran atau pengawal yang setia), Yoyada menciptakan kekuatan yang solid untuk melaksanakan rencananya.
Pentingnya memanggil mereka ke dalam rumah TUHAN tidak bisa diremehkan. Tempat ibadah ini adalah pusat spiritual dan simbol kekuasaan ilahi. Dengan melakukan tindakan ini di hadapan mezbah Tuhan, Yoyada tidak hanya menunjukkan bahwa tindakannya didasarkan pada kehendak Tuhan, tetapi juga memberikan legitimasi ilahi pada apa yang akan mereka lakukan. Ini adalah pernyataan publik yang kuat bahwa mereka bertindak demi kebenaran dan pemulihan tatanan yang benar.
Senjata yang dibawa bersama mereka melambangkan kesiapan dan tekad untuk melaksanakan tindakan tersebut. Mereka tidak datang hanya untuk berdiskusi, tetapi untuk bertindak. Ini adalah persiapan untuk sebuah kudeta yang, alih-alih pertumpahan darah yang lebih luas, dirancang untuk mengembalikan takhta kepada ahli warisnya yang sah dan mengakhiri tirani Atalia. Ayat ini menjadi fondasi dari keseluruhan operasi penyelamatan dan pemulihan takhta.
Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya kepemimpinan yang bijak, keberanian dalam menghadapi kejahatan, dan keyakinan pada penyertaan Tuhan. Yoyada, seorang imam, menunjukkan bahwa peran rohani dapat bersinggungan dengan tindakan politik yang krusial demi kebaikan umat. Tindakannya dalam 2 raja raja 11 4 membuka jalan bagi pemulihan pemerintahan yang saleh di Yehuda, mengakhiri masa kegelapan di bawah Atalia, dan menempatkan kembali pewaris yang benar untuk memimpin bangsa itu sesuai dengan kehendak Tuhan.