"Dan raja Yoas memanggil para imam dan orang Lewi, katanya kepada mereka: 'Pergilah ke kota-kota Yehuda dan pungutlah uang dari seluruh orang Israel, untuk memperbaiki rumah TUHAN setiap tahun, dan cepatlah kerjakan hal itu.' Tetapi orang Lewi tidak segera mengerjakannya."
Simbol Kebangkitan dan Perbaikan.
Kisah dalam Kitab 2 Raja-Raja pasal 12, khususnya ayat 6, menyoroti sebuah momen penting dalam pemerintahan Raja Yoas di Yehuda. Setelah masa kekacauan dan perusakan yang dipicu oleh Atalya, Yoas, yang masih muda namun ditunjuk oleh Tuhan, memulai sebuah inisiatif besar untuk memulihkan dan memperbaiki Bait Suci Tuhan yang telah mengalami kerusakan parah. Ayat ini mencatat perintahnya kepada para imam dan orang Lewi untuk mengumpulkan dana dari seluruh penduduk Israel. Tujuannya jelas: untuk melakukan perbaikan rumah Tuhan.
Perintah Raja Yoas ini menunjukkan kesadaran akan pentingnya tempat ibadah sebagai pusat spiritual bangsa. Bait Suci bukan sekadar bangunan fisik, melainkan simbol kehadiran Allah di tengah umat-Nya, tempat umat dapat bersekutu, berdoa, dan mempersembahkan korban. Keadaan Bait Suci yang rusak mencerminkan kondisi spiritual umat yang juga perlu direstorasi. Yoas memahami bahwa pemulihan fisik Bait Suci akan beriringan dengan pemulihan rohani bangsanya.
Namun, ayat ini juga menyajikan sebuah catatan penting yang patut direnungkan: "Tetapi orang Lewi tidak segera mengerjakannya." Pernyataan ini bukan sekadar detail kecil, melainkan sebuah pengingat bahwa pelaksanaan tugas, sekecil apa pun, membutuhkan komitmen dan ketekunan. Bahkan ketika ada perintah dari raja dan tujuan yang mulia, respons yang lambat atau tertunda bisa menghambat kemajuan. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya sumber daya, keraguan, atau sekadar kelalaian.
Kisah ini mengajarkan kita tentang dua sisi penting. Pertama, pentingnya visi dan tindakan proaktif untuk memelihara dan memperbaiki hal-hal yang sakral dan penting bagi iman kita, seperti rumah Tuhan atau komunitas iman itu sendiri. Raja Yoas memiliki visi yang jelas dan berani mengambil inisiatif. Kedua, kita belajar tentang pentingnya ketaatan dan kecepatan dalam menjalankan tugas yang telah diamanahkan. Keterlambatan dalam respons bisa menggagalkan tujuan yang mulia.
Dalam konteks kekinian, ayat ini relevan bagi setiap orang percaya. Kita dipanggil untuk terlibat dalam pemeliharaan dan pengembangan gereja, baik secara material maupun spiritual. Mengumpulkan persembahan, melayani dalam berbagai aspek, dan berkontribusi pada pertumbuhan iman jemaat adalah bagian dari tugas kita. Namun, kita juga perlu berhati-hati agar tidak seperti orang Lewi yang menunda-nunda. Ketekunan, disiplin, dan semangat yang tulus dalam melayani adalah kunci agar pekerjaan Tuhan dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu, membawa berkat dan pemulihan bagi banyak orang. Mari kita menjadikan teladan Raja Yoas sebagai inspirasi untuk bertindak, dan waspada agar kelalaian seperti yang terjadi pada orang Lewi tidak menjadi penghalang dalam pelayanan kita.