"Yotam berumur dua puluh lima tahun pada waktu ia menjadi raja dan ia memerintah lima belas tahun di Yerusalem. Nama ibunya ialah Yerusa, anak Zadok."
Kitab Raja-raja dalam Alkitab mencatat silsilah dan perjalanan para raja Israel dan Yehuda. Ayat 33 dari pasal 15 dalam kitab Raja-raja kedua ini memperkenalkan kita pada Yotam, seorang raja Yehuda. Disebutkan bahwa ia memulai pemerintahannya pada usia yang relatif muda, yaitu dua puluh lima tahun, dan memimpin kerajaannya selama lima belas tahun di Yerusalem. Ini adalah awal dari sebuah era penting dalam sejarah kerajaan selatan, yang menandai periode stabilitas dan pembangunan di bawah kepemimpinannya.
Lebih lanjut, ayat ini memberikan detail penting tentang latar belakang Yotam dengan menyebutkan nama ibunya, yaitu Yerusa, putri dari Zadok. Penyebutan nama ibu seorang raja seringkali memiliki makna penting dalam tradisi Israel, menunjukkan garis keturunan yang kuat dan relevansi dari pihak ibu. Zadok sendiri adalah seorang imam terkemuka, yang menandakan bahwa Yotam memiliki koneksi yang erat dengan spiritualitas dan keagamaan, sebuah aspek krusial bagi seorang pemimpin di zamannya. Keberadaan nenek dari pihak ibu yang terhormat seperti Zadok bisa jadi turut memberikan pondasi moral dan teologis bagi kepemimpinan Yotam.
Pemerintahan Yotam terjadi pada masa yang kompleks dalam sejarah bangsa Israel. Ia menjadi raja setelah masa pemerintahan ayahnya, Uzia, yang merupakan raja yang kuat namun kemudian dihukum karena kesombongannya dalam hal keagamaan. Yotam melanjutkan warisan positif ayahnya, meskipun dengan hati-hati untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Catatan sejarah lain dalam kitab Raja-raja dan Tawarikh menggambarkan Yotam sebagai raja yang saleh dan berhasil. Ia dikenal karena membangun Gerbang Utara Gerbang Allah di Bait Suci, memperkuat tembok kota Ofel, dan mendirikan kota-kota di pegunungan Yehuda, serta benteng-benteng dan menara-menara di hutan. Keberhasilan ini tidak hanya mencerminkan kemampuan administratif dan militer, tetapi juga kepercayaan TUHAN yang menyertainya.
Kisah singkat Yotam ini mengajarkan kita tentang pentingnya kepemimpinan yang didasarkan pada kesalehan dan hikmat. Meskipun tidak banyak detail tentang perjuangan pribadinya, kesuksesan pemerintahannya menunjukkan dampak positif dari seorang pemimpin yang takut akan Tuhan dan berupaya untuk menegakkan kebenaran. Ia berhasil menjaga stabilitas kerajaan Yehuda, membangun infrastruktur, dan mempertahankan hubungan yang baik dengan Tuhan. Ini adalah pengingat bahwa kepemimpinan yang efektif bukan hanya tentang kekuasaan dan kekayaan, tetapi juga tentang integritas, kebajikan, dan dedikasi untuk melayani. Ayat Raja-raja 15:33, meskipun ringkas, membuka jendela pada seorang penguasa yang warisannya membuktikan hikmat dan kesetiaan kepada Tuhan, menjadi teladan bagi generasi berikutnya.