Kisah dalam Kitab 2 Raja-raja pasal 19 mencatat salah satu momen paling genting dalam sejarah bangsa Israel. Raja Hizkia dari Yehuda menghadapi ancaman yang mengerikan dari Kekaisaran Asyur di bawah pimpinan Raja Sanherib. Tentara Asyur yang perkasa telah menaklukkan banyak kota dan kini ancaman itu tepat berada di ambang pintu Yerusalem. Pesan yang disampaikan oleh Sanherib melalui para utusannya sungguh meremehkan dan menghina, mencoba menggoyahkan iman bangsa Israel dan raja mereka. Kalimat pembuka, "Sesungguhnya, inilah pesan yang kaudengar tentang raja-raja Asyur, yang datang untuk membinasakan," adalah preamble dari serangkaian ancaman dan provokasi.
Dalam konteks firman Tuhan yang disampaikan oleh Nabi Yesaya, ayat 2 Raja-raja 19:11 ini menjadi penegasan mengenai niat musuh. Kata "membinasakan" menekankan tujuan akhir dari pasukan Asyur, yaitu kehancuran total. Namun, kisah ini bukan hanya tentang kehebatan militer Asyur, melainkan tentang kuasa ilahi yang bekerja di balik layar. Raja Hizkia, alih-alih pasrah atau mengandalkan kekuatan sendiri, justru bangkit dan mencari pertolongan dari Tuhan. Ia pergi ke rumah TUHAN dan berdoa dengan sungguh-sungguh, bahkan menyampaikannya kepada Nabi Yesaya.
Respons Tuhan terhadap doa Hizkia sungguh luar biasa. Melalui Yesaya, Tuhan berfirman, "Aku mendengar." Ini adalah respons yang menguatkan bagi siapapun yang merasa terancam dan tertekan. Pesan selanjutnya menegaskan bahwa Sanherib tidak akan berhasil mencapai tujuannya. Tuhan sendiri yang akan turun tangan, melindungi Yerusalem, dan mengalahkan Asyur. Peristiwa ini menjadi bukti nyata bahwa ketika umat Tuhan berseru dalam kesulitan, Dia mendengar dan bertindak. Ancaman yang terlihat begitu besar seringkali hanya menjadi sarana bagi Tuhan untuk menunjukkan kuasa-Nya yang tak terbatas.
Ayat 2 Raja-raja 19:11 ini, bersama dengan kelanjutannya, mengajarkan tentang pentingnya iman di tengah ketakutan. Sanherib datang dengan kesombongan dan keyakinan akan kemenangannya. Namun, kedaulatan Tuhan jauh melampaui ambisi manusia. Peristiwa ini seharusnya menjadi pengingat bagi kita bahwa dalam setiap tantangan hidup, dalam setiap ancaman yang terasa seperti "raja-raja Asyur" yang datang untuk membinasakan, kita memiliki Tuhan yang mendengar doa kita. Kita diundang untuk menaruh kepercayaan kita kepada-Nya, bukan pada kekuatan kita sendiri, karena Dia yang berkuasa atas segalanya. Kisah ini adalah sumber penghiburan dan harapan yang abadi.