"Pada waktu itu Hizkia sakit sampai hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya bin Amos, kepadanya berkata: "Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan kepada Hizkia: Beginilah firman TUHAN, Allah Daud bapa leluhurmu: Aku telah mendengar doamu dan melihat air matamu; sesungguhnya Aku akan menambahkan umurmu lima belas tahun." (2 Raja-raja 20:1-5)
Pasal 19 dari kitab 2 Raja-raja menggambarkan momen yang penuh tekanan dan ketegangan bagi Kerajaan Yehuda di bawah pemerintahan Raja Hizkia. Tentara Asyur, di bawah pimpinan Sanherib, telah menaklukkan banyak kota di Yehuda dan kini mengancam Yerusalem. Sanherib mengirim utusan kepada Hizkia dengan pesan yang meremehkan dan mengintimidasi, menantang Allah Yehuda untuk menyelamatkan mereka dari tangannya. Hizkia, dihadapkan pada situasi yang tampaknya tanpa harapan, tidak menyerah pada keputusasaan. Ia merobek pakaiannya, mengenakan kain kabung, dan pergi ke rumah TUHAN untuk berdoa. Ia juga meminta nabi Yesaya untuk menaikkan doa syafaat bagi bangsa itu.
Jawaban Allah datang dengan segera dan dahsyat. Melalui Yesaya, TUHAN berjanji untuk melindungi Yerusalem dan mempermalukan Sanherib. Malam itu, malaikat TUHAN keluar dan memusnahkan seratus delapan puluh lima ribu orang dari perkemahan Asyur. Sanherib terpaksa menarik pasukannya kembali dan akhirnya terbunuh di negerinya sendiri. Peristiwa ini menunjukkan dengan jelas kekuasaan Allah yang luar biasa dan kesetiaan-Nya kepada umat-Nya yang berseru kepada-Nya dalam kesesakan. Ini adalah contoh nyata bahwa ketika manusia menghadapi kekuatan yang luar biasa, satu-satunya harapan terletak pada campur tangan ilahi.
Melanjutkan narasi penting ini, pasal 20 mencatat kejadian luar biasa lainnya yang melibatkan Raja Hizkia. Setelah terhindar dari ancaman Asyur, Hizkia jatuh sakit parah hingga mendekati ajal. Dalam kesedihannya, ia berdoa dengan tulus kepada TUHAN. Doa ini dijawab oleh TUHAN melalui nabi Yesaya, yang menyampaikan pesan kenabian yang sangat pribadi dan penuh harapan. TUHAN menyatakan bahwa Ia telah mendengar doa Hizkia dan melihat air matanya, serta berjanji untuk menambahkan lima belas tahun lagi pada usianya.
Sebagai tanda yang meyakinkan akan janji ini, TUHAN menawarkan untuk membuat bayangan mundur sepuluh tingkat pada jam matahari Akhas. Hizkia, yang ingin kepastian, meminta tanda ini, dan TUHAN mengabulkannya. Bayangan benar-benar mundur sepuluh tingkat. Kejadian ini bukan hanya mukjizat kesembuhan, tetapi juga tanda belas kasihan dan anugerah Allah yang luar biasa. Ini menunjukkan bahwa Allah mendengarkan doa umat-Nya, bahkan dalam keadaan yang paling genting, dan Ia mampu melakukan hal-hal yang melampaui pemahaman manusia. Perluasan hidup Hizkia ini memberikan kesempatan tambahan baginya untuk memimpin Yehuda, dan juga memberikan konteks bagi banyak peristiwa penting lainnya dalam sejarah Kerajaan Yehuda.
Kedua pasal ini, 2 Raja-raja 19 dan 20, saling melengkapi untuk menggambarkan karakter Allah yang perkasa dan penyayang. Kita melihat Allah yang berkuasa atas bangsa-bangsa dan tentara, tetapi juga Allah yang mendengarkan doa individu dan memberikan anugerah kehidupan serta waktu tambahan. Kisah Hizkia menjadi pengingat bahwa dalam menghadapi kesulitan, pertobatan dan doa adalah jalan yang membawa kepada pertolongan ilahi, dan bahwa Allah selalu siap memberikan kesempatan kedua bagi mereka yang mencari-Nya. Kebersihan warna-warna yang digunakan dalam tampilan web ini dimaksudkan untuk memberikan kesan ketenangan dan harapan, mencerminkan pesan ilahi yang terkandung dalam ayat-ayat ini.