2 Raja-Raja 19:25

"Telahkah belum kau dengar? Sejak dahulu kala itu telah terjadi, sejak waktu purbakala telah Kubentuk. Sekarang pun Aku mewujudkan ini, supaya tembok-tembok kota yang runtuh Kaubangun kembali."
KUAT BANGUN

Ayat 2 Raja-Raja 19:25 mengingatkan kita pada percakapan antara nabi Yesaya dan Raja Hizkia dari Yehuda. Pada masa itu, Kerajaan Asyur di bawah pimpinan Raja Sanherib mengancam Yerusalem. Sanherib telah menaklukkan banyak kota dan dengan sombongnya memerintahkan Hizkia untuk menyerah.

Dalam ayat ini, Allah, melalui nabi Yesaya, berfirman kepada Hizkia. Kalimat pembuka, "Telahkah belum kau dengar?" menyiratkan bahwa janji dan kuasa Allah bukanlah hal baru. Sejak "dahulu kala" dan "waktu purbakala," Allah telah menunjukkan kekuatan-Nya dan berkuasa atas segala sesuatu. Ia adalah Pencipta, yang membentuk dunia dan sejarah.

Konteks sejarah dari ayat ini sangat penting. Sanherib telah menghancurkan banyak kota dan membawa kehancuran. Ia juga meremehkan Allah Israel, seolah-olah tidak ada satu pun dewa dari bangsa-bangsa yang ditaklukkannya yang mampu mengalahkan pasukannya. Namun, Allah menyatakan bahwa Ia telah merencanakan segala sesuatu, termasuk kehancuran kota-kota tersebut, dan Ia akan menggunakannya sebagai alat dalam rencana-Nya. Lebih dari itu, Allah berjanji akan memulihkan apa yang telah hancur. Frasa "Sekarang pun Aku mewujudkan ini, supaya tembok-tembok kota yang runtuh Kaubangun kembali" adalah janji penegasan. Allah bukan hanya penakluk, tetapi juga pemulih dan pembangun.

Bagi Hizkia dan rakyat Yehuda yang menghadapi ancaman kehancuran total, janji ini membawa harapan yang luar biasa. Ini bukan sekadar janji kemenangan atas musuh, tetapi janji pemulihan atas kehancuran. Ini menunjukkan bahwa Allah yang mereka sembah adalah Allah yang berdaulat, yang memiliki kendali atas sejarah, dan yang peduli pada umat-Nya bahkan di tengah situasi yang paling mengerikan.

Makna ayat ini meluas melampaui konteks historisnya. Dalam kehidupan pribadi kita, kita sering menghadapi situasi yang terasa seperti "tembok kota yang runtuh." Mungkin itu adalah kegagalan, kehilangan, penyakit, atau kesulitan lain yang membuat kita merasa hancur dan tidak berdaya. Ayat 2 Raja-Raja 19:25 mengingatkan kita bahwa Allah kita adalah Allah yang sama yang berbicara kepada Hizkia. Ia adalah Allah yang kekal, yang memiliki kuasa untuk memulihkan, membangun kembali, dan memberikan harapan baru dari kehancuran.

Kuasa-Nya tidak terbatas oleh waktu atau keadaan. Sejarah membuktikan kebenaran firman-Nya. Keyakinan akan janji ini memberikan kekuatan untuk terus maju, percaya bahwa bahkan dalam puing-puing, Allah dapat menciptakan sesuatu yang baru dan lebih indah. Kita diundang untuk percaya pada janji-Nya, bahwa Ia akan mewujudkan pemulihan, seperti Ia pernah melakukannya untuk Yehuda, dan Ia dapat melakukannya dalam kehidupan kita.