"Dan buatlah gorden untuk pintu Kemah dari bahan lenan halus yang telah disulam, berwarna biru keunguan, ungu tua, dan merah termasuk lenan halus yang dicuci."
Ayat dari Kitab Keluaran 26:37 ini memberikan gambaran yang kaya akan detail visual dan simbolisme. Fokus pada warna-warna yang digunakan untuk gorden pintu Kemah Suci – biru keunguan, ungu tua, dan merah – bukan sekadar deskripsi estetis semata. Dalam konteks ibadah Israel kuno, warna-warna ini sering kali sarat dengan makna spiritual dan kelas sosial yang berbeda.
Warna biru keunguan dan ungu tua, misalnya, erat kaitannya dengan pewarna yang langka dan mahal, yang berasal dari siput laut. Penggunaan warna-warna ini menunjukkan kemewahan dan kekudusan yang melekat pada tempat ibadah. Kemah Suci adalah tempat pertemuan antara Allah dengan umat-Nya, dan setiap elemen di dalamnya dirancang dengan cermat untuk mencerminkan kemuliaan ilahi. Warna-warna cerah dan kaya pada gorden pintu ini menjadi penanda pertama akan kekudusan tempat tersebut, memisahkan area sakral dari dunia luar.
Sementara itu, warna merah, yang juga menjadi bagian penting dari kombinasi ini, memiliki makna yang beragam. Dalam banyak budaya, merah melambangkan kehidupan, pengorbanan, dan bahkan darah. Dalam konteks Kitab Suci, warna merah dapat diasosiasikan dengan penebusan dosa melalui pengorbanan. Kombinasi warna-warna ini, termasuk merah, biru keunguan, dan ungu tua, menciptakan sebuah harmoni visual yang memukau, dirancang untuk membangkitkan rasa hormat, kekaguman, dan kesadaran akan hadirat Allah.
Keluaran 26:37 juga menekankan penggunaan "lenan halus yang dicuci." Kehalusan bahan menunjukkan kualitas terbaik, sementara proses pencucian menandakan kebersihan dan kemurnian. Ini kembali menegaskan bahwa segala sesuatu yang dipersembahkan untuk ibadah haruslah yang terbaik dan paling murni. Gorden pintu ini berfungsi sebagai tirai pemisah yang indah namun tegas, menyambut para imam untuk masuk ke dalam area yang lebih kudus, sambil mengingatkan semua orang akan batas antara yang kudus dan yang biasa.
Secara keseluruhan, deskripsi gorden pintu Kemah Suci ini bukan hanya tentang keindahan artistik. Ini adalah panduan terperinci yang menegaskan pentingnya kehormatan, kemurnian, dan ketaatan dalam mendekati Allah. Warna-warna yang dipilih, kualitas bahan, dan penempatannya semua berkontribusi pada pesan spiritual yang mendalam: bahwa Allah itu kudus, dan pendekatan kepada-Nya harus dilakukan dengan segala rasa hormat dan kesucian. Keindahan visualnya menjadi cerminan dari keindahan rohani yang dikehendaki Allah bagi umat-Nya.
Memahami detail seperti yang terdapat dalam Keluaran 26:37 membantu kita menghargai betapa seriusnya umat Israel kuno dalam menjalankan ibadah mereka, dan bagaimana setiap elemen dalam rancangan Kemah Suci memiliki tujuan dan makna. Kombinasi warna-warna seperti keluaran 26 37 tidak hanya tentang estetika, tetapi juga tentang teologi, yang mengajarkan tentang kekudusan, penebusan, dan jalan menuju hadirat Allah yang penuh kemuliaan.