"Dan engkau akan berkata kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Aku telah mendengar perkataanmu, wah, ketakutanmu terhadap Sanherib, raja Asiria, musuhmu itu, telah sampai kepada-Ku.
Ayat 2 Raja-raja 19:3 ini adalah momen krusial dalam narasi Alkitab, khususnya yang berkaitan dengan Raja Hizkia dan ancaman invasi dari bangsa Asiria yang dipimpin oleh Raja Sanherib. Pada saat itu, umat Allah berada dalam situasi yang sangat genting. Sanherib telah berhasil menaklukkan banyak kota dan wilayah, dan kehadirannya di ambang pintu Yerusalem menimbulkan ketakutan yang mendalam di hati rakyat, termasuk sang raja sendiri. Pesan yang dibawa oleh utusan Sanherib dipenuhi dengan intimidasi dan ejekan terhadap Allah Israel, mengklaim bahwa dewa-dewa bangsa lain telah gagal melindungi umat mereka, dan bahwa Allah Israel pun tidak akan mampu menyelamatkan mereka.
Namun, inti dari ayat ini bukanlah pada kekuatan Sanherib atau ketakutan Hizkia, melainkan pada respons Allah. Hizkia, sebagai raja yang saleh, tidak berputus asa. Ia tidak mengandalkan kekuatan militernya sendiri atau strategi politik semata. Sebaliknya, ia mengenakan kain kabung, masuk ke rumah TUHAN, dan mengirimkan utusan kepada Nabi Yesaya. Tindakan ini menunjukkan pengakuannya akan kedaulatan Allah dan ketergantungannya pada-Nya di tengah kesulitan.
Firman Tuhan yang disampaikan melalui Yesaya, "Aku telah mendengar perkataanmu, wah, ketakutanmu terhadap Sanherib, raja Asiria, musuhmu itu, telah sampai kepada-Ku," adalah pengumuman yang luar biasa. Ini menegaskan bahwa Allah bukanlah dewa yang jauh dan tidak peduli. Dia adalah pribadi yang mendengar dan memperhatikan. Ketakutan Hizkia, ratapannya, dan permohonannya tidak luput dari perhatian ilahi. Kata "mendengar" di sini tidak hanya berarti menerima informasi auditori, tetapi juga memahami, merespons, dan bertindak. Allah melihat penderitaan umat-Nya dan mendengar seruan mereka.
Lebih lanjut, ayat ini memberikan jaminan bahwa ketakutan yang dialami Hizkia telah "sampai kepada-Ku". Ini adalah pernyataan kemesraan ilahi; Allah peduli pada apa yang dirasakan umat-Nya. Ancaman musuh, meskipun nyata dan menakutkan, tidak dapat mengalahkan atau mengabaikan perhatian Allah. Janji pemulihan ilahi mulai terungkap melalui pengakuan ini. Ini menjadi dasar bagi intervensi ajaib Tuhan yang akan datang, di mana tentara Asiria dihancurkan oleh malaikat Tuhan semalam.
Kisah ini mengajarkan kita bahwa di tengah badai kehidupan yang paling hebat sekalipun, ketika musuh tampak tak terhindarkan dan ketakutan melanda, ada harapan yang teguh. Allah mendengar doa kita, Dia memahami ketakutan kita, dan Dia akan bertindak sesuai dengan kehendak dan waktu-Nya yang sempurna. 2 Raja-raja 19:3 adalah pengingat kuat akan kesetiaan, kekuatan, dan perhatian Allah yang tak terbatas terhadap umat-Nya.