Simbol Kenaikan

2 Raja-Raja 2:13 - Mengangkat Elia, Menguatkan Elisa

"Ia memungut jubah Elia yang jatuh dari padanya, lalu ia kembali berdiri di tepi Yordan."

Kisah pengangkatan Nabi Elia ke surga, sebagaimana dicatat dalam kitab 2 Raja-Raja pasal 2, adalah salah satu momen paling dramatis dan penuh makna dalam sejarah Israel kuno. Ayat ke-13 secara spesifik menyoroti tindakan Elisa, murid setia Elia, setelah gurunya terangkat dalam angin badai. Tindakan ini, sekilas sederhana, menyimpan bobot spiritual yang luar biasa dan menandai dimulainya babak baru dalam pelayanan kenabian di Israel.

Sebelum momen krusial ini, Elia dan Elisa telah melakukan perjalanan bersama, mengunjungi beberapa tempat suci dan pusat pendidikan para nabi. Elia berulang kali mencoba untuk melepaskan Elisa dari sisinya, menguji kesetiaan dan tekad muridnya itu. Namun, Elisa dengan tegas menolak untuk meninggalkan Elia, menyatakan bahwa ia tidak akan beristirahat sampai ia menerima bagian dari roh Elia. Keinginan ini bukan sekadar ambisi pribadi, melainkan kerinduan mendalam untuk melanjutkan pekerjaan Tuhan yang dipercayakan kepada Elia.

Saat kereta berapi dan kuda berapi memisahkan Elia dari Elisa, dan Elia terangkat ke surga, reaksi pertama Elisa adalah teriakan pilu, "Ya bapaku, ya bapaku! Kereta Israel dan pasukan berkudanya!" Ia menyaksikan langsung mukjizat yang tak terhingga, sebuah bukti nyata kuasa Tuhan yang mendahului semua yang pernah dilihatnya. Dalam kesedihan dan kekaguman yang mendalam, Elisa kemudian melihat jubah Elia yang jatuh dari pundaknya. Jubah ini bukan sekadar pakaian biasa; itu adalah simbol otoritas kenabian, tanda pelayanan Elia kepada Tuhan.

Tindakan Elisa memungut jubah itu adalah deklarasi iman dan penerimaan tanggung jawab. Ia tidak membiarkan simbol pelayanan gurunya tergeletak begitu saja di tanah. Dengan memungutnya, ia secara simbolis dan spiritual menyatakan kesiapannya untuk mengambil alih estafet pelayanan. Ini adalah pengakuan bahwa meskipun Elia telah diangkat, warisan kenabiannya tidak padam. Elisa, dengan jubah itu di tangannya, kembali berdiri di tepi Sungai Yordan, tempat yang sama di mana mereka berpisah.

Pengalaman di Yordan ini menjadi pembuktian awal bagi Elisa bahwa ia memang telah menerima bagian dari roh Elia. Ketika ia memukul air Yordan dengan jubah itu, sungai itu terbelah menjadi dua, persis seperti yang pernah dilakukan Elia. Mukjizat ini bukan hanya tanda bagi Elisa, tetapi juga bagi para putra nabi yang menyaksikannya, dan bagi seluruh bangsa Israel. Ini menegaskan bahwa Allah yang melayani melalui Elia, kini juga bekerja melalui Elisa.

Kisah 2 Raja-Raja 2:13 ini mengajarkan kita tentang pentingnya kesetiaan, kerinduan akan pelayanan Tuhan, dan bagaimana warisan rohani dapat diteruskan. Pengangkatan Elia adalah sebuah peristiwa yang menakjubkan, namun yang lebih krusial adalah bagaimana pewarisnya siap untuk menerima beban pelayanan dan melanjutkan pekerjaan Allah dengan kuasa yang sama. Elisa, dengan jubah di tangannya, adalah gambaran indah tentang generasi yang siap untuk melangkah maju, membawa api ilahi ke generasi berikutnya.