2 Raja-Raja 21: "Anak-anak Manusia Berbuat Kejahatan"

"Dan Manasye melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, sesuai dengan kekejian bangsa-bangsa yang diusir TUHAN dari hadapan orang Israel."

Pemujaan Berhala dan Penderitaan JAHAT

Kitab 2 Raja-Raja pasal 21 menyajikan gambaran yang suram tentang masa pemerintahan Raja Manasye di Yehuda. Bab ini menjadi titik balik yang mengerikan, menunjukkan bagaimana sebuah bangsa dapat menyimpang jauh dari jalan kebenaran dan tunduk pada kesesatan. Manasye, yang memerintah selama 55 tahun, terkenal karena kekejamannya dan pemujaan berhala yang merajalela di seluruh negeri. Ia tidak hanya melanjutkan praktik-praktik buruk pendahulunya, tetapi juga memperburuknya dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kisah Manasye dalam 2 raja raja 21 menyoroti bagaimana kepemimpinan yang korup dapat mengarah pada kehancuran moral dan spiritual seluruh masyarakat. Ia mendirikan mezbah-mezbah untuk Baal, membuat patung dewa-dewa Asyur, dan bahkan menempatkan patung dewi Asyera di Bait Suci di Yerusalem. Tindakan ini merupakan pelanggaran berat terhadap perintah Allah yang melarang penyembahan berhala. Tidak hanya itu, ia juga melakukan pengorbanan anak-anaknya sendiri kepada dewa-dewa asing, sebuah praktik yang sangat dibenci oleh Tuhan. Kejahatan Manasye begitu mendalam sehingga ia dianggap bertanggung jawab atas kejatuhan Yehuda di kemudian hari.

Fokus pada 21 dalam konteks kitab ini adalah bagaimana tindakan satu raja dapat menciptakan gelombang kejahatan yang merusak generasi berikutnya. Manasye menumpahkan darah orang-orang yang tidak bersalah dalam jumlah besar, dan Yerusalem dipenuhi dengan pemujaan berhala dan penyimpangan moral. Tuhan telah berulang kali memberikan peringatan kepada umat-Nya agar menjauhi dosa-dosa seperti ini, tetapi Manasye memilih untuk mengabaikan firman-Nya. Konsekuensinya adalah murka Tuhan yang tidak terhindarkan. Kitab ini dengan tegas menyatakan bahwa tindakan Manasye adalah alasan utama mengapa Tuhan memutuskan untuk membawa malapetaka atas Yehuda.

Peristiwa yang dicatat dalam 2 raja raja 21 menjadi pelajaran abadi tentang pentingnya ketaatan kepada Tuhan dan bahaya dari penyembahan berhala serta kejahatan moral. Pengaruh seorang pemimpin sangatlah besar, dan ketika pemimpin tersebut memilih jalan yang salah, seluruh bangsa akan menderita. Kisah Manasye mengingatkan kita bahwa meskipun Tuhan itu pengasih dan penyayang, Dia juga adil dan menghukum dosa. Konteks 21 ini seringkali dikaitkan dengan kejatuhan Yerusalem dan pembuangan bangsa Israel ke Babel, sebuah peristiwa yang disebabkan oleh akumulasi dosa yang panjang, dengan Manasye sebagai salah satu pelakunya yang paling signifikan. Pasal ini berfungsi sebagai pengingat yang kuat akan dampak jangka panjang dari keputusan yang dibuat oleh para penguasa dan seluruh umat manusia dalam menghadapi pilihan antara kebaikan dan kejahatan.