"Ketika raja mendengar firman dari kitab Taurat itu, ia mengoyakkan kedua bajunya."
Ayat ini dari Kitab 2 Raja-raja pasal 22, ayat 11, menceritakan momen krusial dalam sejarah Kerajaan Yehuda. Raja Yosia, seorang raja muda yang naik takhta di usia delapan tahun, memerintah pada masa yang penuh tantangan spiritual. Bangsa Israel telah lama menyimpang dari jalan Tuhan, mempraktikkan penyembahan berhala dan mengabaikan hukum-hukum yang telah diberikan. Kitab Taurat, yang berisi firman Allah dan pedoman hidup umat-Nya, telah lama terlupakan, bahkan mungkin hilang.
Dalam upaya pemulihan Bait Suci di Yerusalem, Imam Besar Hilkia menemukan sebuah kitab, yang diyakini sebagai Kitab Taurat yang asli. Kitab ini kemudian dibacakan di hadapan Raja Yosia. Reaksi raja seketika sangat dramatis. Ketika ia mendengar firman yang terkandung di dalamnya, ia "mengoyakkan kedua bajunya." Tindakan ini bukan sekadar ungkapan emosi biasa, melainkan sebuah simbol pengakuan atas dosa dan pelanggaran yang telah dilakukan oleh bangsanya, termasuk oleh dirinya sendiri dan para leluhurnya. Mengoyakkan pakaian adalah tanda dukacita yang mendalam, penyesalan, dan kesadaran akan murka Allah yang mungkin menimpa mereka.
Kisah ini menyoroti pentingnya firman Tuhan dalam kehidupan seorang pemimpin dan bangsanya. Penemuan kembali Kitab Taurat ini memicu reformasi besar-besaran di bawah kepemimpinan Raja Yosia. Ia tidak hanya berhenti pada momen emosional itu, tetapi ia mengambil langkah-langkah konkret untuk mengembalikan umat kepada ketaatan kepada Allah. Ia memanggil para tua-tua, mengumpulkan seluruh rakyat, dan membacakan kembali seluruh isi kitab itu kepada mereka. Tindakannya ini menunjukkan keberanian, kerendahan hati, dan kesungguhan hati untuk memimpin bangsanya kembali kepada Tuhan.
Kisah Raja Yosia mengajarkan kita bahwa firman Tuhan memiliki kekuatan untuk mengubah kehidupan. Ketika kita mendengar, merenungkan, dan merespons firman-Nya dengan hati yang tulus, seperti Yosia yang mengoyakkan pakaiannya, kita akan digerakkan untuk melakukan perubahan. Penemuan dan ketaatan pada firman Allah membawa pemulihan, baik bagi individu maupun komunitas. Dalam konteks saat ini, meskipun kita tidak selalu menemukan kitab fisik yang terlupakan, firman Tuhan tetap tersedia bagi kita melalui Alkitab. Bagaimana respons kita ketika kita membaca dan mendengar firman-Nya? Apakah hati kita tergerak untuk melakukan perubahan? Ketaatan Yosia yang tulus menjadi teladan yang menginspirasi kita untuk menghidupi kebenaran firman Tuhan.