2 Raja-Raja 22:12 - Kehadiran TUHAN dalam Pencarian Kebenaran

"Raja menyuruh imam besar Hilkia, serta beberapa orang lain dari kaum imam, dan Khilai, cucu-cucu Mesulam, anak-cucu Hasaya, dan Khazaya, anak-cucu Mesulam, untuk pergi ke Hekal TUHAN supaya mencari barang-barang emas dan perak yang telah dibuang orang ke dalamnya."
PENCARIAN KUDA-KUDA EMAS

Ayat dari kitab 2 Raja-Raja 22:12 menggambarkan momen penting dalam sejarah Kerajaan Yehuda, di mana Raja Yosia memimpin sebuah inisiatif untuk menemukan kembali dan memulihkan Kitab Taurat yang telah lama terlupakan. Tindakan ini bukan sekadar pencarian fisik barang-barang berharga di Bait Allah, tetapi lebih dalam lagi, ini adalah pencarian akan kebenaran ilahi dan panduan dari Tuhan.

Dalam konteks sejarahnya, Bait Allah di Yerusalem telah mengalami masa-masa kelalaian dan bahkan penyembahan berhala di bawah raja-raja sebelumnya. Ketika Hilkia, imam besar, menemukan Kitab Taurat ini saat mengawasi perbaikan Bait Allah, hal itu menjadi katalisator bagi perubahan besar. Raja Yosia, yang mendengar Firman Tuhan dibacakan kepadanya, merespons dengan penuh kerendahan hati dan penyesalan. Ia menyadari betapa jauhnya umatnya telah menyimpang dari jalan Tuhan, dan ia bertekad untuk memimpin mereka kembali.

Perintah Yosia untuk mencari barang-barang di Bait Allah, termasuk yang disebut dalam ayat ini, menunjukkan keinginan untuk memulihkan kemuliaan rumah Tuhan. Namun, penemuan Kitab Taurat menjadi harta karun yang jauh lebih berharga daripada emas atau perak. Ayat ini menyoroti bagaimana pencarian akan kebenaran dan hukum Tuhan seharusnya menjadi prioritas utama bagi seorang pemimpin dan umatnya.

Kisah ini mengajarkan kita bahwa Tuhan selalu hadir, bahkan ketika manusia melupakan-Nya. Dia merindukan umat-Nya untuk kembali kepada-Nya dan mencari hikmat-Nya. Pencarian yang dilakukan oleh Hilkia dan para imam, atas perintah Yosia, adalah gambaran bagaimana pencarian akan kebenaran ilahi seringkali dimulai dari tempat-tempat yang tak terduga, bahkan di tengah kesibukan pemeliharaan hal-hal duniawi. Ketika Firman Tuhan ditemukan, dampaknya sangat mendalam.

Raja Yosia tidak hanya mendengarkan, tetapi ia juga bertindak. Ia merobek pakaiannya sebagai tanda kesedihan dan penyesalan, lalu ia mengumpulkan para tua-tua dan seluruh rakyat untuk mendengarkan Firman Tuhan. Ia juga mengambil langkah-langkah tegas untuk menyingkirkan semua berhala dan praktik penyembahan berhala di seluruh negeri, mengembalikan fokus ibadah kepada satu TUHAN yang benar. Pemulihan ini adalah hasil langsung dari penemuan dan ketaatan pada Kitab Taurat.

Kisah 2 Raja-Raja 22:12, bersama dengan seluruh narasi Yosia, adalah pengingat yang kuat bagi kita hari ini. Ini menunjukkan bahwa pencarian akan Firman Tuhan, pendengaran yang taat, dan tindakan berdasarkan kebenaran adalah kunci untuk pemulihan spiritual, baik bagi individu maupun komunitas. Sebagaimana Yosia berusaha mengembalikan bangsanya kepada Tuhan, kita pun dipanggil untuk secara aktif mencari, mempelajari, dan menerapkan ajaran-Nya dalam kehidupan kita, karena di situlah kita menemukan kehadiran-Nya yang sejati dan panduan yang membimbing kita melalui kehidupan.