2 Raja-Raja 23:11

"Dan ia membuang kuda-kuda yang ditempatkan raja-raja Yehuda untuk mengejar matahari di pintu Bait TUHAN, di bilik Nebatan bin Malkia, sida-sida itu, yang letaknya di perkarangan; dan ia membakar rata dengan api kereta-kereta kuda itu."
SUN Rays
Simbol penolakan penyembahan matahari.

Memurnikan Ibadah: Tinjauan 2 Raja-Raja 23:11

Kutipan dari Kitab 2 Raja-Raja pasal 23 ayat 11 ini bukanlah sekadar catatan historis belaka, melainkan sebuah gambaran kuat tentang upaya pemurnian ibadah yang dilakukan oleh Raja Yosia. Ayat ini berbicara tentang tindakan spesifik Raja Yosia dalam menyingkirkan simbol-simbol penyembahan berhala yang telah merusak tatanan ibadah yang benar kepada TUHAN di Israel. Tindakan ini merupakan bagian integral dari gerakan pembaharuan rohani yang lebih luas di bawah kepemimpinannya.

Perikop ini menggambarkan bagaimana Yosia, setelah menemukan kembali Kitab Taurat yang terlupakan, merasa terpanggil untuk membersihkan Yerusalem dan Bait Suci dari segala bentuk praktik keagamaan yang menyimpang. Salah satu praktik yang menjadi sorotan adalah penyembahan kepada matahari. Dalam teks disebutkan, "kuda-kuda yang ditempatkan raja-raja Yehuda untuk mengejar matahari." Istilah "kuda-kuda" di sini bisa merujuk pada patung kuda atau mungkin kereta yang digunakan dalam prosesi atau ritual penyembahan matahari. Praktik ini jelas bertentangan dengan hukum Taurat yang melarang penyembahan berhala dan segala bentuk pemujaan kepada ciptaan ketimbang Pencipta.

Lokasi penemuan kuda-kuda ini, "di pintu Bait TUHAN, di bilik Nebatan bin Malkia, sida-sida itu, yang letaknya di perkarangan," menunjukkan betapa dekatnya praktik penyembahan matahari ini dengan pusat ibadah yang seharusnya murni. Hal ini mengindikasikan bahwa penyimpangan tersebut telah merasuk ke dalam lingkungan Bait Suci itu sendiri, sebuah tindakan yang sangat mencemari kesucian tempat tersebut. Keberadaan benda-benda ini di area yang sangat sakral menunjukkan bahwa banyak raja sebelumnya telah mengabaikan perintah TUHAN dan membiarkan pengaruh asing serta praktik-praktik sesat masuk ke dalam kehidupan keagamaan bangsa.

Tindakan Yosia yang selanjutnya adalah "membakar rata dengan api kereta-kereta kuda itu." Pembakaran ini bukan hanya simbolis, tetapi juga sebuah penghancuran total terhadap objek ibadah palsu. Ini adalah pernyataan tegas bahwa praktik tersebut tidak akan ditoleransi lagi. Dengan menghancurkan simbol-simbol tersebut, Yosia berupaya mengembalikan fokus ibadah kepada TUHAN semata, sesuai dengan kehendak-Nya. Ini adalah langkah krusial dalam mengembalikan umat Israel kepada perjanjian mereka dengan TUHAN, serta memastikan bahwa ibadah yang dilakukan adalah murni dan berpusat pada Sang Ilahi.

Kisah ini memberikan pelajaran berharga bagi kita hari ini. Sama seperti Yosia yang membersihkan Bait TUHAN dari berhala, kita pun dipanggil untuk memeriksa hati dan kehidupan kita. Apakah ada "kuda-kuda" atau simbol-simbol penyembahan berhala modern yang telah masuk ke dalam hidup kita? Ini bisa berupa obsesi terhadap kekayaan, kekuasaan, kesenangan duniawi, atau bahkan ideologi yang menempatkan diri kita di atas Tuhan. Ayat 2 Raja-Raja 23:11 mengajak kita untuk secara aktif menyingkirkan segala sesuatu yang menghalangi kita untuk beribadah kepada TUHAN dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan kita, sehingga ibadah kita murni dan berkenan di hadapan-Nya.