"Taurah Musa berkata: "Pada waktu seperti ini tahun depan, engkau akan memeluk seorang anak laki-laki."
Kisah yang terukir dalam kitab 2 Raja-raja 4:16 bukan sekadar rangkaian kata-kata kuno, melainkan sebuah jalinan iman, harapan, dan campur tangan ilahi yang luar biasa. Ayat ini mengantarkan kita pada momen penting dalam kehidupan seorang perempuan Sunem yang berhati mulia, dan bagaimana Nabi Elisa, melalui kuasa Tuhan, membawa keajaiban bagi hidupnya. Perempuan ini, yang dikenal karena keramahannya, telah menyediakan tempat peristirahatan yang nyaman bagi Elisa setiap kali sang nabi melewati kota mereka. Sebagai balasan atas kebaikan dan pelayanannya, Elisa berjanji akan memohonkan berkat baginya.
Di tengah kehidupan yang tampak tenang, ada satu kepedihan yang mendalam dalam hati perempuan Sunem: ia tidak memiliki anak. Dalam budaya dan zaman itu, seorang anak laki-laki bukan hanya pewaris, tetapi juga lambang keberlangsungan keluarga dan sumber kebahagiaan. Ketiadaan seorang anak tentu menjadi duka yang tak terperikan. Ketika Elisa mendengar kerinduan hatinya, ia tidak hanya memberikan simpati, tetapi sebuah janji yang diilhami oleh Tuhan. Janji ini, seperti yang tertulis dalam 2 Raja-raja 4:16, "Taurah Musa berkata: 'Pada waktu seperti ini tahun depan, engkau akan memeluk seorang anak laki-laki'," adalah sebuah pronostik kenabian yang kuat, sebuah pengumuman tentang masa depan yang akan datang.
Ucapan Elisa ini bukan sekadar ramalan semata, melainkan sebuah wahyu ilahi yang didasarkan pada hukum dan janji Tuhan yang sudah tertulis. Frasa "Taurah Musa berkata" menekankan bahwa janji ini selaras dengan kehendak dan firman Tuhan yang telah diwahyukan sebelumnya, bahwa keturunan adalah berkat dari Tuhan. Bagi perempuan Sunem, janji ini pasti membangkitkan kembali harapan yang mungkin telah padam, menorehkan sinar cerah di tengah kegelapan kesedihannya. Kepercayaan yang ia berikan kepada Elisa, dan melalui Elisa kepada Tuhan, menjadi pondasi bagi mukjizat yang akan terjadi.
Fakta bahwa janji ini diucapkan "pada waktu seperti ini tahun depan" memberikan dimensi kepastian dan ketepatan waktu. Ini menunjukkan bahwa Tuhan bekerja dalam garis waktu-Nya sendiri, dan bahwa janji-Nya akan digenapi pada saat yang paling tepat. Bagi perempuan Sunem, menunggu selama satu tahun penuh tentulah menjadi ujian kesabaran dan iman. Namun, setiap hari yang berlalu kemungkinan besar dipenuhi dengan doa dan penantian penuh harap. Janji ini menjadi pengingat konstan bahwa Tuhan tidak melupakan kerinduan umat-Nya yang setia.
Pada akhirnya, janji kenabian ini terbukti menjadi kenyataan. Perempuan Sunem benar-benar dikaruniai seorang anak laki-laki setahun kemudian. Kisah ini mengajarkan kita bahwa Tuhan mendengarkan doa-doa kita, bahkan yang tersembunyi di lubuk hati terdalam. Ia mampu membalikkan keadaan yang tampaknya mustahil, dan memberikan berkat yang melampaui harapan kita. 2 Raja-raja 4:16 adalah bukti nyata bahwa bagi Tuhan, tidak ada yang mustahil, dan bahwa kesetiaan serta iman akan selalu menemukan jalannya menuju pemenuhan janji-Nya. Ia mengingatkan kita untuk selalu berharap, berdoa, dan percaya pada kuasa-Nya yang tak terbatas.