2 Raja-raja 4:38

"Sesudah itu Elisa kembali ke Gilgal. Di negeri itu ada kelaparan. Ketika rombongan nabi sedang duduk di depannya, berkatalah ia kepada bujangnya: “Taruhlah kuali yang besar itu, dan masakkanlah semacam gulai bagi rombongan itu.”"
Raja-raja 4:38 A B C D Berbagi

Kisah dari Kitab 2 Raja-raja pasal 4, ayat 38, membawa kita pada sebuah momen yang sangat relevan, terutama dalam menghadapi kesulitan. Ayat ini mencatat peristiwa di mana Nabi Elisa dan rombongan nabi lainnya berada di Gilgal, sebuah tempat yang sedang dilanda kelaparan. Di tengah kondisi kekurangan pangan yang mencekam, Elisa memberikan perintah kepada bujangnya untuk menyiapkan makanan bagi semua orang yang hadir. Tindakan ini, meskipun tampak sederhana, menyimpan makna yang mendalam.

Ketika kelaparan melanda, naluri manusia seringkali adalah untuk menghemat diri sendiri, menjaga apa yang sedikit dimiliki, dan mungkin menarik diri dari keramaian. Namun, dalam kisah ini, justru di saat paling membutuhkan, Elisa memerintahkan untuk berbagi dan menyediakan makanan bagi banyak orang. Ini bukan sekadar soal menyediakan makanan, tetapi sebuah pernyataan iman dan kepedulian yang luar biasa. Di tengah keterbatasan yang nyata, ia memilih untuk bertindak tanpa ragu, mempercayakan bahwa sumber daya akan tersedia.

Perintah untuk "masakkanlah semacam gulai bagi rombongan itu" mengindikasikan bahwa bukan hanya sekadar porsi kecil yang dibagikan, melainkan sebuah hidangan yang cukup untuk dinikmati bersama. Ini adalah gambaran tentang kemurahan hati dan keberanian untuk memberi, bahkan ketika diri sendiri dan komunitas sedang dalam kondisi genting. Frasa 2 raja raja 4 38 menjadi penanda sebuah pengajaran praktis tentang bagaimana menghadapi tantangan dengan sikap yang berbeda.

Peristiwa ini juga menunjukkan betapa pentingnya kepemimpinan spiritual yang tidak hanya mengajarkan kebenaran ilahi, tetapi juga memberikan contoh hidup dalam menghadapi realitas duniawi. Elisa tidak hanya seorang nabi yang menyampaikan firman Tuhan, tetapi juga seorang pemimpin yang peduli pada kesejahteraan umatnya, bahkan dalam hal-hal yang paling mendasar seperti makanan. Tindakannya ini menjadi inspirasi bagi para nabi muda yang hadir, mengajarkan mereka tentang pentingnya percaya dan bertindak di luar batas kemampuan manusiawi.

Kisah ini mengingatkan kita bahwa di tengah masa-masa sulit, baik itu kekeringan, krisis ekonomi, atau tantangan pribadi, sikap yang paling bijaksana bukanlah keputusasaan, melainkan iman yang disertai tindakan. Perintah Elisa untuk menyiapkan gulai di tengah kelaparan adalah sebuah pengingat bahwa ketika kita berani memberi dan berbagi, bahkan dari apa yang tampaknya sedikit, kita membuka ruang bagi campur tangan ilahi yang dapat melipatgandakan berkat.

Sebagai penutup, bagian Kitab Suci ini, khususnya referensi 2 raja raja 4 38, mengajarkan kita tentang kekuatan iman, pentingnya kepedulian sosial, dan keberanian untuk bertindak di luar kebiasaan, terutama saat menghadapi masa-masa yang menantang. Ini adalah kisah tentang harapan di tengah keputusasaan, dan tentang bagaimana tindakan kasih dan kepercayaan dapat membawa solusi yang tak terduga.