2 Raja-raja 7:12 - Kebaikan Tuhan di Tengah Kelaparan

"Maka bertanyalah raja kepada panglimanya, "Perkara apa ini?" Jawab panglimanya, "Yah, seperti yang sudah Baginda perintahkan, empat orang yang sakit kusta itu pergi ke tepi kota. Dan lihatlah, mereka menemukan kota itu kosong, tidak ada seorang pun di dalamnya, melainkan suara bising dan kegemparan yang mereka dengar. Lalu mereka berkata satu sama lain, 'Tidak baik apa yang kita lakukan ini. Jika kita diam di sini sampai pagi, kita akan mati. Mari kita kembali ke kota dan memberitahukannya.'"
Ilustrasi gambaran empat orang kusta melihat gerbang kota Samaria yang kosong dan penuh keajaiban. Gerbang Kota Samaria yang Sunyi Kusta 1 Kusta 2 Kusta 3 Kusta 4 KELAPARAN

Kisah yang tercatat dalam Kitab 2 Raja-raja pasal 7 ayat 12 ini membawa kita pada sebuah momen krusial dalam sejarah bangsa Israel, di mana kelaparan hebat melanda kota Samaria akibat pengepungan oleh tentara Aram. Suasana kota digambarkan begitu mencekam, di mana harga makanan melonjak drastis hingga nilai yang tak terbayangkan. Keadaan ini tidak hanya menyengsarakan rakyat biasa, tetapi juga begitu menekan raja sendiri, sebagaimana terlihat dari reaksinya yang terkejut ketika ia mendengar laporan tentang kebangkitan harapan di tengah keputusasaan.

Ayat ini secara spesifik menyoroti percakapan antara raja dan panglimanya. Sang raja, yang tampaknya terkejut oleh pernyataan bahwa ada kemungkinan pemulihan, bertanya tentang "perkara apa ini?". Pertanyaan ini mengindikasikan bahwa raja sendiri pun mungkin telah kehilangan harapan atau tidak menyadari adanya sumber pertolongan yang tak terduga. Ia terpaku pada kenyataan pahit pengepungan dan kelaparan yang dihadapinya.

Jawaban panglimanya kemudian mengungkapkan sumber keajaiban tersebut: empat orang penderita kusta. Dalam tatanan sosial pada masa itu, orang kusta sering kali dianggap najis dan dikucilkan dari masyarakat. Mereka hidup di luar tembok kota, terpinggirkan dan terisolasi. Namun, justru merekalah yang menjadi pionir dalam menemukan pemulihan dan harapan bagi seluruh kota. Dalam keputusasaan mereka, mereka memberanikan diri untuk pergi ke perkemahan musuh yang dikira kosong. Keberanian mereka, meskipun lahir dari dorongan untuk menyelamatkan diri dari kematian, justru berujung pada penemuan yang luar biasa.

Mereka menemukan bahwa tentara Aram, karena suatu kehendak ilahi, telah melarikan diri pada malam sebelumnya, meninggalkan seluruh perbekalan mereka. Keputusan mereka untuk kembali ke kota dan melaporkan penemuan ini adalah tindakan krusial yang menyelamatkan banyak nyawa. Jika mereka memilih untuk diam atau kembali mengambil harta untuk diri sendiri, mungkin harapan bagi Samaria akan tertunda atau bahkan hilang.

Kisah 2 Raja-raja 7:12 ini bukan sekadar cerita tentang kelaparan dan pembebasan. Ini adalah pengingat yang kuat bahwa Tuhan dapat bekerja melalui cara-cara yang paling tak terduga. Kebaikan dan pemeliharaan-Nya tidak terbatas pada kondisi atau status seseorang. Bahkan dalam situasi tergelap, di mana kelaparan mengancam untuk menghancurkan segalanya, Tuhan mampu menyediakan jalan keluar yang ajaib. Kisah ini mengajarkan kita untuk selalu menjaga harapan, bahkan ketika situasi tampak suram, dan untuk percaya bahwa Tuhan memiliki rencana yang lebih besar, seringkali dimulai dari tindakan-tindakan kecil yang berani oleh hamba-Nya.