Gambaran ilustrasi kemakmuran dan keberuntungan.

2 Raja-raja 7:9

Tetapi kata Haring, "Jangan begitu. Hari ini adalah hari kabar baik. Jika kita diam saja dan menunggu sampai pagi, hukuman akan menimpa kita. Mari kita pergi dan memberitahukannya ke istana."

Menemukan Berkat yang Harus Dibagikan

Kisah dalam 2 Raja-raja 7 menceritakan tentang pengepungan Samaria oleh tentara Aram. Kelaparan melanda kota, begitu parahnya hingga orang-orang memakan anak-anak mereka sendiri. Di tengah keputusasaan ini, Tuhan berfirman melalui nabi Elisa bahwa keesokan harinya kelimpahan akan datang. Keajaiban ini terjadi melalui empat orang kusta yang, karena diasingkan dari kota, memutuskan untuk pergi ke perkemahan musuh. Tanpa mereka sadari, Tuhan telah membuat tentara Aram lari ketakutan, meninggalkan seluruh perbekalan mereka.

Ayat 2 Raja-raja 7:9 menampilkan momen krusial ketika para penderita kusta ini menyadari betapa besar berkat yang mereka temukan. Mereka telah menemukan makanan yang berlimpah, emas, perak, dan pakaian yang tidak perlu mereka bayar. Namun, keputusan mereka untuk tidak hanya menikmati berkat itu sendiri, tetapi juga untuk membagikannya, adalah inti dari pesan dalam ayat ini. Haring, salah satu dari mereka, secara tegas menyatakan bahwa tindakan diam saja akan membawa hukuman bagi mereka. Mereka harus memberitahukan kabar baik ini.

Pesan yang terkandung dalam 2 Raja-raja 7:9 sangat relevan bagi kita di masa kini. Seringkali, kita menemukan berkat, pengetahuan, atau solusi bagi masalah yang mungkin dihadapi orang lain. Namun, seperti yang diperingatkan Haring, menyimpan berkat itu untuk diri sendiri, atau mengabaikan kebutuhan orang lain, dapat berujung pada konsekuensi negatif. Ayat ini menekankan pentingnya berbagi. Berbagi kabar baik, berbagi berkat, berbagi sumber daya, atau bahkan berbagi pemahaman. Kebaikan yang kita tunjukkan kepada orang lain seringkali akan kembali kepada kita, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam konteks yang lebih luas, kisah ini juga mengajarkan kita tentang ketidakpedulian musuh yang justru menjadi sumber berkat. Kepergian tentara Aram yang mendadak, karena takut akan bayangan yang mereka ciptakan sendiri, membuka jalan bagi para penderita kusta untuk mengambil harta mereka. Ini mengingatkan kita bahwa terkadang, solusi atau kesempatan muncul dari situasi yang tidak terduga. Yang terpenting adalah kesiapan kita untuk bertindak dan keberanian kita untuk membagikan apa yang telah kita terima.

Jadi, marilah kita merenungkan makna 2 Raja-raja 7:9. Apakah kita telah menemukan berkat yang perlu dibagikan? Apakah kita memiliki "kabar baik" yang perlu diberitahukan? Jangan biarkan kesempatan berlalu begitu saja. Tindakan berbagi, sekecil apapun itu, dapat membawa perubahan besar, tidak hanya bagi penerima, tetapi juga bagi pemberi. Seperti para penderita kusta, kita dipanggil untuk menjadi saluran berkat, membawa kelimpahan dan harapan kepada mereka yang membutuhkannya. Kebenaran ini tetap berlaku: berkat yang dibagikan adalah berkat yang berlipat ganda.