"Ia menjauhkan mezbah-mezbah asing dan bukit-bukit pengorbanan, memecahkan tugu-tugu berhala dan menebang tiang-tiang Asyera."
Ayat 2 Tawarikh 14:3 mengisahkan tentang tindakan Raja Asa dari Yehuda. Raja Asa adalah salah satu raja yang berusaha untuk membawa bangsanya kembali kepada penyembahan yang benar kepada Tuhan. Tindakan spesifik yang dicatat dalam ayat ini menunjukkan keberanian dan keteguhan hatinya dalam menyingkirkan segala bentuk penyembahan berhala yang telah merajalela di Yehuda.
Pada masa itu, bangsa Israel, termasuk Yehuda, seringkali terjerumus dalam penyembahan dewa-dewa asing. Ini adalah sebuah bentuk pemberontakan spiritual yang mendatangkan murka Tuhan. Bukit-bukit pengorbanan, mezbah-mezbah untuk dewa asing, tugu-tugu berhala, dan tiang-tiang Asyera adalah simbol dari kesesatan dan penyimpangan iman yang harus segera dibersihkan. Raja Asa tidak hanya memerintahkan, tetapi ia sendiri yang memimpin upaya pembersihan ini. Ia secara fisik menjauhkan, memecahkan, dan menebang semua objek penyembahan berhala tersebut.
Tindakan ini bukanlah perkara mudah. Tentu ada kekuatan dan pengaruh yang mendukung praktik penyembahan berhala tersebut. Namun, Raja Asa menunjukkan kepemimpinan yang berani, yang menempatkan kesetiaan kepada Tuhan di atas segalanya. Ia memahami bahwa kesejahteraan dan perlindungan Tuhan hanya bisa diperoleh jika umat-Nya setia kepada-Nya dan menolak segala bentuk kompromi spiritual.
Kisah Raja Asa dalam 2 Tawarikh pasal 14 ini adalah pengingat yang kuat bagi kita. Sebagaimana bangsa Yehuda pada masa itu, kita pun bisa tergoda untuk menyembah "berhala" modern. Berhala-berhala ini bisa berupa materi, kekayaan, kekuasaan, popularitas, kesenangan duniawi, atau bahkan diri kita sendiri. Segala sesuatu yang kita tempatkan di posisi utama dalam hidup kita, mengalahkan posisi Tuhan, adalah berhala.
Keberanian Raja Asa untuk membersihkan bangsanya dari penyembahan berhala berbuah manis. Dalam ayat-ayat selanjutnya, dikisahkan bagaimana Tuhan memberikan kemenangan besar bagi Yehuda melawan musuh-musuh mereka karena kesetiaan mereka. Ini mengajarkan sebuah prinsip ilahi yang penting: ketika kita mengutamakan Tuhan dan membersihkan hidup kita dari segala hal yang menjauhkan kita dari-Nya, Dia akan memberkati dan melindungi kita. Sukses yang sejati, yang berkelanjutan dan memberikan kedamaian sejati, selalu berakar pada ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan.
Mari kita merenungkan kehidupan kita sendiri. Adakah "mezbah asing" atau "berhala" yang perlu kita singkirkan? Apakah ada hal-hal dalam hidup kita yang menghalangi hubungan kita yang intim dengan Tuhan? Dengan meneladani keberanian Raja Asa, kita dapat membuat pilihan yang sama untuk menempatkan Tuhan di tempat tertinggi, membuang segala sesuatu yang menggantikan-Nya, dan dengan demikian mengalami berkat serta perlindungan-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita.