"Dan mengenai rumah ini, yang begitu agung, setiap orang yang lewat akan terkejut dan mendengus, seraya berkata: 'Mengapa TUHAN berbuat demikian kepada negeri ini dan kepada rumah ini?'"
Ayat 2 Tawarikh 7:21 ini diucapkan oleh Salomo pada saat penahbisan Bait Suci di Yerusalem. Konteks ayat ini menggambarkan sebuah peristiwa monumental, di mana Tuhan telah menurunkan api dari langit untuk membakar korban persembahan, suatu tanda yang jelas akan perkenanan dan kehadiran-Nya. Bangsa Israel bersorak dan sujud menyembah. Namun, ayat ini menyoroti respons dari "setiap orang yang lewat". Kata "lewat" di sini bisa merujuk pada orang-orang yang tidak secara langsung terlibat dalam upacara, mungkin orang asing atau bahkan generasi mendatang yang akan menyaksikan sisa-sisa keagungan Bait Suci tersebut. Mereka akan "terkejut dan mendengus", sebuah ekspresi ketidakpahaman dan kekaguman yang campur aduk. Pertanyaan retoris, "Mengapa TUHAN berbuat demikian kepada negeri ini dan kepada rumah ini?", mengungkapkan rasa heran akan perlakuan istimewa Tuhan terhadap Israel dan pembangunan Bait Suci-Nya yang megah.
Inti dari ayat ini bukan hanya tentang kekaguman fisik terhadap bangunan megah atau kemuliaan yang terlihat. Lebih dalam lagi, ini berbicara tentang tanda-tanda kehadiran dan perbuatan Tuhan yang luar biasa di tengah umat-Nya. Bagi mereka yang menyaksikan atau mendengar tentang kebesaran Bait Suci dan manifestasi ilahi yang terjadi di sana, timbul pertanyaan mendasar tentang alasan di balik semua itu. Mengapa Tuhan memilih tempat ini? Mengapa Dia begitu mengasihi dan memberkati umat-Nya dengan cara yang begitu dramatis?
Jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam ayat ini terdapat dalam firman Tuhan yang lain. Tuhan memilih Israel karena kasih-Nya dan untuk menggenapi janji-Nya kepada Abraham dan keturunannya. Pembangunan Bait Suci adalah perwujudan fisik dari kehadiran Tuhan di antara umat-Nya, pusat ibadah, dan tempat di mana umat-Nya dapat datang untuk bersekutu dengan-Nya, mencari pengampunan, dan mengalami pemeliharaan-Nya. Ketika bangsa Israel taat kepada Tuhan, mereka akan diberkati berlimpah-limpah, dan kemuliaan Tuhan akan memancar melalui mereka, menarik perhatian dunia.
Meskipun ayat ini berbicara tentang konteks historis yang spesifik, prinsipnya tetap relevan. Kehidupan orang yang taat kepada Tuhan, yang memuliakan nama-Nya dalam segala hal, seringkali menjadi kesaksian yang menakjubkan bagi orang-orang di sekitarnya. Orang mungkin bertanya-tanya mengapa orang percaya memiliki sukacita di tengah kesulitan, mengapa mereka memiliki kedamaian yang melampaui pemahaman, atau mengapa mereka begitu berdedikasi untuk melayani Tuhan dan sesama. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini terletak pada hubungan pribadi mereka dengan Tuhan, pada kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam diri mereka, dan pada janji-janji-Nya yang selalu setia.
Kekaguman yang ditimbulkan oleh ayat 2 Tawarikh 7:21 seharusnya mendorong kita untuk merenungkan hubungan kita dengan Tuhan. Apakah hidup kita menjadi kesaksian yang membuat orang lain terheran-heran akan perbuatan Tuhan? Apakah kita membiarkan Tuhan bekerja melalui kita sehingga kemuliaan-Nya dapat dinyatakan? Sebagaimana Bait Suci di Yerusalem menjadi pusat perhatian karena kehadiran Tuhan, demikian pula hati yang taat dan hidup yang berpusat pada Kristus dapat menjadi mercusuar yang memancarkan terang ilahi, mengundang orang lain untuk bertanya, dan akhirnya, mencari jawaban yang hanya bisa ditemukan dalam kasih dan kuasa Tuhan.
Mari kita renungkan ayat ini dan biarkan itu menginspirasi kita untuk hidup sedemikian rupa sehingga kehadiran dan perbuatan Tuhan terlihat jelas dalam kehidupan kita, membawa kekaguman dan pertanyaan yang pada akhirnya mengarah kepada pengenalan akan Dia. Ketaatan dan kesetiaan kita adalah kunci untuk melihat dan mewujudkan karya Tuhan yang ajaib di dunia ini.