2 Tawarikh 2:11

"Kemudian berkatalah Hiram, raja Tirus, dalam suratnya: 'Oleh karena TUHAN mengasihi umat-Nya, maka Ia telah mendudukkan engkau raja atas mereka.'"

Ayat 2 Tawarikh 2:11 merupakan pengakuan yang mendalam dari seorang raja asing, Hiram dari Tirus, mengenai kekuasaan dan kebaikan Tuhan atas Israel, yang diwujudkan melalui pemerintahan Raja Daud. Pengakuan ini datang di tengah upaya Raja Salomo, putra Daud, untuk membangun Bait Suci yang megah di Yerusalem. Hiram, yang bekerja sama dengan Daud dan Salomo dalam penyediaan kayu aras dan tenaga ahli, melihat lebih dari sekadar transaksi bisnis atau aliansi politik. Ia melihat campur tangan ilahi.

Kata-kata Hiram, "Oleh karena TUHAN mengasihi umat-Nya, maka Ia telah mendudukkan engkau raja atas mereka," menyoroti pemahaman teologis yang luar biasa. Ini bukan sekadar basa-basi diplomatik, melainkan refleksi atas pengakuan bahwa kedudukan dan keberhasilan seorang raja di zaman itu seringkali dianggap sebagai berkat dan tanda perkenanan dari dewa pelindungnya. Bagi Hiram, dewa pelindung Israel, yaitu TUHAN, menunjukkan kasih-Nya secara nyata dengan memberikan seorang pemimpin yang mampu membawa bangsanya menuju kejayaan dan stabilitas. Ini adalah dasar spiritual yang kuat bagi kerja sama yang akan dibangun untuk mendirikan rumah Tuhan.

Dalam konteks pembangunan Bait Suci, pemahaman ini menjadi sangat krusial. Bait Suci bukan sekadar bangunan fisik, melainkan pusat ibadah dan simbol kehadiran Allah di tengah umat-Nya. Pembangunan sebuah tempat sedemikian rupa membutuhkan lebih dari sekadar sumber daya material dan tenaga kerja. Ia membutuhkan fondasi iman yang kokoh, pengakuan akan kedaulatan Allah, dan keyakinan bahwa seluruh upaya tersebut adalah untuk kemuliaan-Nya. Pengakuan Hiram ini memberikan dorongan moral dan spiritual yang tak ternilai bagi Salomo dan seluruh rakyat Israel.

Ilustrasi simbol ilahi yang bersinar di atas tangan yang merentang

Simbol ilahi yang bersinar sebagai representasi kehadiran dan bimbingan Tuhan.

Lebih jauh lagi, pengakuan Hiram menunjukkan bahwa tujuan pembangunan Bait Suci tidak hanya untuk menyempurnakan ibadah, tetapi juga untuk meneguhkan identitas Israel sebagai umat pilihan Allah. Ketika Tuhan mengasihi umat-Nya, Ia memberikan mereka kepemimpinan yang bijaksana dan juga tempat untuk beribadah, di mana mereka dapat terus berhubungan dengan-Nya. Pembangunan Bait Suci adalah respons umat terhadap kasih karunia itu, sebuah manifestasi dari pengabdian mereka yang tulus. Di dalamnya, umat akan belajar lebih dalam tentang kekudusan Tuhan, mendengarkan firman-Nya, dan mengalami pemulihan.

Kisah ini mengajarkan kita bahwa setiap pekerjaan yang kita lakukan, terutama yang berkaitan dengan melayani Tuhan dan sesama, harus didasarkan pada pengakuan akan kedaulatan-Nya. Sama seperti Hiram yang melihat tangan Tuhan dalam pemerintahan Salomo, kita pun dipanggil untuk melihat campur tangan dan kasih karunia-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita. Pembangunan spiritual kita, baik secara pribadi maupun komunal, adalah bukti dari kasih Tuhan yang terus-menerus membimbing dan menopang kita. 2 Tawarikh 2:11 mengingatkan kita bahwa di balik segala usaha manusia, ada satu sumber kebaikan yang tak tergoyahkan: kasih TUHAN yang mendalam bagi umat-Nya.