Ayat dari 2 Tawarikh 20:30 ini merupakan penutup yang indah dari sebuah kisah luar biasa tentang iman dan intervensi ilahi. Dikisahkan dalam pasal-pasal sebelumnya, Raja Yosafat menghadapi ancaman yang sangat besar. Pasukan dari Moab, Amon, dan Meon datang untuk menyerang Yehuda. Ketakutan merayapi hati Yosafat dan rakyatnya, namun, alih-alih bersiap untuk perang fisik semata, Yosafat memutuskan untuk mencari pertolongan dari Tuhan. Ia memanggil seluruh Yehuda untuk berpuasa dan berdoa di hadapan Tuhan.
Doa Yosafat, yang tercatat dalam 2 Tawarikh 20:6-12, adalah sebuah pengakuan akan kedaulatan Allah, pengakuan akan ketidakmampuan mereka sendiri, dan permohonan akan pertolongan-Nya. Ia mengingatkan Allah akan janji-Nya kepada Abraham dan keturunannya untuk menduduki tanah tersebut. Doa ini menunjukkan kerendahan hati dan ketergantungan total Yosafat kepada Tuhan. Jawaban atas doa ini datang melalui nabi Yahaziel, yang memberitahukan bahwa pertempuran itu bukanlah milik Yehuda, melainkan milik Allah. Mereka tidak perlu berperang, cukup berdiri teguh, diam, dan melihat keselamatan yang akan diberikan Tuhan.
Keesokan harinya, ketika Yosafat menempatkan para penyanyi dan pemuji di depan pasukan, keajaiban terjadi. Ketika mereka mulai memuji Tuhan, Allah mengatur serangan mendadak terhadap musuh-musuh mereka sendiri. Pasukan Moab dan Amon saling menyerang hingga musnah, dan orang-orang dari Seir juga dihancurkan. Pasukan Yehuda hanya perlu datang ke tempat itu dan memunguti jarahan yang sangat melimpah. Kemenangan ini bukanlah hasil dari kekuatan militer Yosafat, melainkan murni karena campur tangan tangan Tuhan yang perkasa.
Dan inilah yang dirangkum dalam ayat 2 Tawarikh 20:30: "Dan ketakutan dari Allah berkuasa atas segala kerajaan negeri-negeri di sekeliling Yehuda, sehingga mereka tidak berani berperang melawan Yosafat." Dampak dari kemenangan ilahi ini sangat signifikan. Berita tentang bagaimana Allah bekerja untuk membela umat-Nya menyebar ke seluruh penjuru. Kerajaan-kerajaan tetangga yang sebelumnya berniat jahat, kini diliputi ketakutan yang berasal dari kesadaran akan kekuatan Allah. Mereka melihat bahwa Yosafat dan Yehuda dilindungi oleh kekuatan yang jauh melampaui kemampuan manusia.
Kejadian ini mengajarkan beberapa pelajaran berharga. Pertama, pentingnya berserah sepenuhnya kepada Tuhan dalam menghadapi kesulitan, sekecil apa pun atau sebesar apa pun ancaman itu. Doa, puasa, dan iman adalah senjata ampuh yang seringkali lebih efektif daripada strategi perang konvensional. Kedua, Tuhan setia pada janji-janji-Nya dan akan membela umat-Nya yang berseru kepada-Nya. Kemenangan ini menegaskan bahwa kemenangan sejati berasal dari Tuhan. Akhirnya, ketakutan akan Tuhan yang muncul pada bangsa-bangsa lain merupakan hasil dari perbuatan-Nya yang luar biasa. Ini menunjukkan bahwa ketika kita menempatkan Tuhan di tempat pertama, Ia akan bekerja di sekitar kita, membawa kelegaan, keamanan, dan kehormatan bagi nama-Nya. Ketakutan yang dihadirkan oleh Tuhan bukanlah ketakutan yang melumpuhkan, melainkan ketakutan yang mengagungkan dan menghormati kekuasaan-Nya yang tak tertandingi.