2 Tawarikh 21:15 - Pengingat Ilahi dalam Penderitaan

"Dan engkau sendiri akan menderita penyakit yang berat, suatu penyakit pada ususmu sampai ususmu itu keluar, dari hari ke hari sampai engkau mati."

Ayat ini, yang berasal dari Kitab 2 Tawarikh pasal 21, ayat 15, menggambarkan sebuah peringatan yang keras dan mengerikan yang ditujukan kepada Raja Yosafat dari Yehuda. Ini bukan sekadar ramalan mengenai sebuah penyakit biasa, melainkan sebuah konsekuensi langsung dari pilihan-pilihan yang telah dibuat oleh sang raja, yang mengarah pada pemisahan dari jalan Tuhan.

Konteks ayat ini penting untuk dipahami. Raja Yosafat, meskipun pada awalnya dikenal sebagai raja yang saleh, di kemudian hari membuat perjanjian pernikahan yang tidak bijaksana dengan Ahab, raja Israel, dengan menikahkan putranya dengan putri Ahab, Atalya. Perjanjian ini membawa pengaruh buruk ke dalam istana Yehuda, mendorong praktik-praktik penyembahan berhala dan menjauhkan Yosafat dari kesetiaan penuh kepada Tuhan. Tindakan ini, yang seringkali didorong oleh politik dan keinginan untuk memperkuat kekuasaan, justru menjadi sumber kehancuran.

Peringatan yang disampaikan dalam 2 Tawarikh 21:15 adalah sebuah bentuk keadilan ilahi. Ini menunjukkan bahwa tindakan pemberontakan terhadap Tuhan tidak akan luput dari konsekuensi. Penyakit yang digambarkan sangat spesifik dan mengerikan, menyiratkan penderitaan yang mendalam dan tak terhindarkan. Ini adalah gambaran yang sangat jelas tentang kehancuran yang bisa menimpa seseorang ketika mereka berpaling dari sumber kehidupan dan perlindungan sejati.

Namun, di balik kekerasan peringatan ini, tersirat juga sebuah pengingat akan kedaulatan Tuhan. Meskipun umat-Nya seringkali jatuh dan tersesat, Tuhan tetap memegang kendali atas segala sesuatu. Dia memberikan peringatan, dan dalam peringatan itu, ada kesempatan untuk pertobatan, meskipun dalam kasus Yosafat, peringatan ini datang di akhir hidupnya sebagai akibat dari serangkaian kesalahan.

Pesan yang dapat kita petik dari ayat ini jauh melampaui kisah Raja Yosafat. Ini berbicara kepada kita tentang pentingnya menjaga hubungan yang murni dengan Tuhan dalam segala aspek kehidupan kita. Keputusan-keputusan yang kita buat, terutama yang melibatkan pergaulan dan pengaruh, memiliki dampak yang signifikan. Bergaul dengan dunia yang tidak sejalan dengan nilai-nilai ilahi dapat membawa kita menjauh dari berkat dan perlindungan Tuhan.

Penyakit yang digambarkan bisa diartikan secara harfiah sebagai penderitaan fisik yang mengerikan, atau sebagai metafora untuk kerusakan spiritual dan emosional yang mendalam yang timbul akibat menjauh dari Tuhan. Apapun interpretasinya, inti pesannya adalah sama: ketaatan kepada Tuhan membawa kehidupan dan kesejahteraan, sementara ketidaktaatan membawa kehancuran. Ayat ini adalah pengingat yang kuat bagi kita untuk terus setia, waspada, dan selalu memilih jalan Tuhan, agar kita dapat menikmati berkat-Nya secara penuh.