2 Tawarikh 21 18: Pertobatan dan Janji Allah

"Sesudah semuanya itu, TUHAN menjahankannya di dalam ususnya dengan penyakit yang tidak tersembuhkan."

Pertobatan Hati

Simbol pertobatan dan pemulihan ilahi.

Ayat Alkitab 2 Tawarikh 21:18, meskipun secara langsung berbicara tentang akhir tragis kehidupan Yoram, raja Yehuda, mengisyaratkan sebuah narasi yang lebih dalam tentang keadilan ilahi dan konsekuensi dari dosa yang tidak diakui. Kisah Yoram adalah pengingat kuat bahwa meskipun rahmat Allah senantiasa tersedia, penolakan berulang-ulang terhadap kehendak-Nya akan membawa dampak yang tak terhindarkan.

Yoram memerintah di masa yang penuh gejolak. Ayahnya, Yosafat, adalah seorang raja yang saleh, namun Yoram justru menikahi putri Ahab, izebel kedua, yaitu Atalya. Pernikahan ini membuka pintu bagi pengaruh asing dan penyembahan berhala di lingkungan istana. Dalam pemerintahannya, Yoram berbuat jahat di mata TUHAN, membelot dari jalan leluhurnya yang benar. Ia membunuh saudara-saudaranya sendiri demi mengukuhkan kekuasaannya, sebuah tindakan kekejaman yang meninggalkan noda gelap pada sejarah Yehuda.

Firman Tuhan tidak pernah luput dari dosa. Melalui para nabi-Nya, Allah seringkali menyampaikan teguran dan peringatan. Dalam kasus Yoram, konsekuensi kejahatannya tidak dapat dihindari. Ayat 2 Tawarikh 21:18 mencatat akhir hidupnya yang mengerikan: "Sesudah semuanya itu, TUHAN menjahankannya di dalam ususnya dengan penyakit yang tidak tersembuhkan." Ini adalah hukuman yang spesifik dan mengerikan, sebuah manifestasi dari murka Allah terhadap kekejaman dan pengabaian terhadap perintah-Nya.

Namun, ayat ini juga bisa dibaca dalam konteks yang lebih luas dari rancangan Allah. Meskipun Yoram tidak menunjukkan tanda-tanda pertobatan yang tulus sebelum akhir hidupnya, kisah ini mengingatkan kita akan keadilan Allah yang sempurna. Setiap tindakan memiliki konsekuensi, dan penyimpangan dari jalan kebenaran akan selalu membawa akibatnya.

Di sisi lain, bagi mereka yang membaca kisah ini, 2 Tawarikh 21:18 menjadi pelajaran tentang pentingnya menjaga hati dan pikiran tetap fokus pada Tuhan. Ia mengajarkan bahwa penolakan terhadap kebenaran Ilahi, sekecil apapun, pada akhirnya akan membawa kesusahan dan kehancuran. Penting untuk merenungkan bagaimana hidup kita sejajar dengan kehendak Allah, dan jika ada kesalahan, untuk segera berbalik dan mencari pengampunan.

Kisah Yoram, meskipun kelam, juga dapat memberikan harapan. Pertobatan selalu menjadi pilihan yang terbuka bagi umat manusia. Janji Allah adalah untuk memulihkan mereka yang datang kepada-Nya dengan hati yang hancur dan penyesalan yang tulus. Ayat 2 Tawarikh 21:18 mengingatkan kita akan harga dari dosa, namun juga membuka ruang untuk merenungkan kasih karunia dan kesempatan kedua yang selalu ditawarkan oleh Sang Pencipta.