"Yoas berumur dua puluh lima tahun ketika ia menjadi raja dan empat puluh satu tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama mamanya ialah Zibya, dari Bersyeba."
Ayat pembuka dari pasal 25 Kitab 2 Tawarikh ini memperkenalkan kita pada salah satu raja Yehuda, yaitu Yoas. Usianya yang masih muda, dua puluh lima tahun, ketika ia naik takhta, menandakan dimulainya sebuah era baru dalam sejarah kerajaan selatan. Sangat penting untuk dicatat bahwa latar belakang dan keluarga seorang pemimpin seringkali memberikan petunjuk awal mengenai arah pemerintahannya. Disebutkannya nama ibunya, Zibya, yang berasal dari Bersyeba, memberikan sedikit gambaran mengenai silsilah dan kemungkinan pengaruh dari pihak ibunya.
Pemerintahan Yoas berlangsung selama empat puluh satu tahun di Yerusalem, sebuah periode yang cukup panjang dan memungkinkan terjadinya banyak perubahan serta peristiwa penting. Memahami konteks sejarah di mana Yoas memerintah sangat krusial. Ia mewarisi kerajaan yang mungkin masih dalam proses pemulihan dari masa-masa sulit sebelumnya, atau mungkin menghadapi tantangan baru dari bangsa-bangsa tetangga maupun masalah internal. Keempat puluh satu tahun tersebut adalah rentang waktu yang cukup untuk membentuk karakter dan keputusan seorang raja, serta dampak jangka panjangnya bagi rakyat dan umat Tuhan.
Meskipun ayat ini hanya memberikan informasi dasar mengenai usia dan asal-usul keluarga Yoas, namun ini menggarisbawahi pentingnya fondasi dalam kehidupan seorang pemimpin. Siapa ibunya, dan dari mana asalnya, bisa jadi mencerminkan nilai-nilai dan pengajaran awal yang diterima oleh Yoas. Di dalam Kitab Suci, seringkali latar belakang keluarga dan masa muda para tokoh kunci menjadi penanda penting bagi perjalanan hidup mereka. Dalam kasus Yoas, informasi ini menjadi titik awal untuk menggali lebih dalam mengenai bagaimana ia memimpin kerajaan Yehuda.
Kitab 2 Tawarikh dikenal karena fokusnya pada para raja yang setia kepada Tuhan dan pemulihan ibadah di Bait Allah. Ayat 2 Tawarikh 25:1 ini berfungsi sebagai pengantar. Ia mengajak pembaca untuk mempersiapkan diri, karena kisah selanjutnya akan menceritakan tentang tindakan-tindakan Yoas, baik yang berkenan maupun yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Nama ibunya yang disebutkan, Zibya dari Bersyeba, mungkin juga memiliki makna simbolis yang akan terungkap dalam narasi berikutnya.
Dengan usia yang masih relatif muda, Yoas memiliki potensi besar untuk membentuk jalannya kerajaan. Pertanyaannya adalah, bagaimana ia akan menggunakan otoritasnya? Apakah ia akan mengikuti jejak raja-raja yang saleh yang mendahuluinya, ataukah ia akan tersesat dalam pengaruh yang kurang baik? Ayat ini membuka pintu untuk eksplorasi lebih lanjut mengenai perjalanan iman dan kepemimpinan Raja Yoas.