Ayat 2 Tawarikh 34:28 merupakan sebuah janji yang sangat mengharukan dan penuh makna dari Tuhan kepada Raja Yosia. Pada masa pemerintahan Yosia, ia dikenal sebagai seorang raja yang saleh dan taat kepada Tuhan. Ia berupaya keras untuk memulihkan ibadah yang benar di Yehuda, menyingkirkan segala bentuk penyembahan berhala, dan mengembalikan umat kepada ketaatan terhadap Taurat Tuhan. Kehidupannya menjadi teladan bagi raja-raja sesudahnya, meskipun usahanya untuk memulihkan seluruh bangsa tidak sepenuhnya berhasil total.
Janji ini disampaikan oleh nabi Hulda atas firman Tuhan kepada Yosia. Tuhan melihat ketulusan hati Yosia, ketaatannya, dan kesungguhannya dalam melakukan apa yang benar di mata-Nya. Meskipun Yosia akan meninggal sebelum melihat kehancuran Yerusalem dan kuil yang akan datang sebagai akibat dari dosa-dosa bangsa yang belum sepenuhnya bertobat, Tuhan berjanji akan mengumpulkannya kepada nenek moyangya dalam damai sejahtera. Ini menunjukkan bahwa Tuhan menghargai kesetiaan hamba-Nya, bahkan ketika mereka tidak sempat menyaksikan hasil akhir dari perjuangan mereka.
Kata "selamat" dalam konteks ini memiliki makna yang mendalam. Ini bukan sekadar kematian tanpa rasa sakit, tetapi lebih pada kepastian bahwa Yosia akan beristirahat dalam damai, terlepas dari malapetaka yang akan menimpa Yehuda. Ini adalah pengakuan atas kebajikan dan kesalehannya. Tuhan melindungi Yosia dari kesedihan yang tak terperi melihat negerinya dilanda hukuman ilahi. Kematian Yosia, meskipun di kemudian hari ia gugur dalam pertempuran, bukanlah akhir dari perjalanannya dalam pandangan Tuhan. Ia akan dikumpulkan kepada para leluhurnya dalam suatu keadaan yang damai dan terhormat.
Ayat ini mengajarkan kita tentang keadilan dan belas kasihan Tuhan. Keadilan-Nya menuntut pertanggungjawaban atas dosa, namun belas kasihan-Nya juga menyertai mereka yang tulus mencari-Nya. Bagi Yosia, ini adalah pengakuan atas ketaatannya yang teguh. Ini memberikan ketenangan jiwa baginya, mengetahui bahwa jerih payahnya dalam memulihkan ibadah kepada Tuhan akan dikenang dan dihargai. Meskipun kehancuran tidak terhindarkan bagi bangsa itu karena dosa yang mengakar, Tuhan tetap memelihara umat-Nya yang setia.
Bagi kita saat ini, 2 Tawarikh 34:28 mengingatkan bahwa Tuhan melihat hati. Upaya kita untuk hidup benar dan memuliakan Tuhan, meskipun mungkin tidak selalu dihargai oleh dunia atau menghasilkan perubahan instan, tidak luput dari pandangan-Nya. Ketaatan yang tulus akan mendatangkan ketenangan dalam hidup dan kepastian akan istirahat bersama-Nya di akhir perjalanan. Ini adalah janji yang memberikan penghiburan dan dorongan bagi setiap orang percaya untuk terus hidup setia kepada Tuhan, dalam keyakinan bahwa setiap langkah kebaikan akan diperhitungkan oleh Sang Pencipta.