2 Tawarikh 34:3 - Raja Yosia dan Pemulihan Ibadah

"Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan hidup sesuai dengan teladan Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri."
PEMULIHAN
Simbol pemulihan ibadah di bawah kepemimpinan Raja Yosia.

Kisah Raja Yosia

Kitab 2 Tawarikh mencatat kisah-kisah raja-raja Yehuda, dengan fokus pada kesetiaan mereka kepada Tuhan dan dampaknya terhadap bangsa. Salah satu raja yang paling menonjol karena imannya dan tindakan pemulihannya adalah Raja Yosia. Pada usia yang sangat muda, Yosia naik takhta di Yerusalem, menggantikan ayahnya, Amon, yang dibunuh oleh para pengawalnya. Meskipun usianya masih muda, Yosia menunjukkan kematangan rohani yang luar biasa.

Ayat 2 Tawarikh 34:3 memberikan gambaran ringkas namun kuat tentang karakter Yosia. Ia digambarkan melakukan "apa yang benar di mata TUHAN" dan "hidup sesuai dengan teladan Daud, bapa leluhurnya". Ini bukan sekadar pujian tanpa dasar. Yosia tumbuh di masa ketika bangsanya telah jauh menyimpang dari jalan Tuhan. Penyembahan berhala dan praktik-praktik asing telah merusak tatanan rohani Yehuda. Namun, Yosia tidak mengikuti arus kebejatan moral dan spiritual di sekitarnya. Sebaliknya, ia secara sadar memilih untuk berpegang teguh pada ajaran Taurat dan meneladani raja-raja saleh dari masa lalu, terutama Raja Daud, yang dikenal sebagai orang yang berkenan di hati Tuhan.

Kebangunan Spiritual yang Dimulai

Tindakan Yosia yang tercatat dalam pasal 34 ini adalah bukti nyata dari komitmennya. Di tahun kedelapan belas pemerintahannya, ia memulai proyek besar untuk memperbaiki Bait Suci yang telah terbengkalai dan dirusak oleh raja-raja sebelumnya. Selama proses perbaikan, Imam Besar Hilkia menemukan Kitab Hukum Tuhan. Penemuan ini menjadi titik balik yang dramatis. Ketika kitab itu dibacakan di hadapan Yosia, raja sangat terkesan dan terkejut. Ia menyadari betapa jauhnya bangsanya telah menyimpang dari perintah Tuhan.

Reaksi Yosia menunjukkan kedalaman imannya. Ia merobek pakaiannya sebagai tanda kesedihan dan penyesalan mendalam atas dosa-dosa bangsanya. Ia tidak hanya berduka, tetapi segera mengambil tindakan tegas. Yosia memerintahkan agar Kitab Hukum itu dibacakan lagi kepada seluruh rakyat, dari yang tua hingga yang muda, di Yerusalem dan di kota-kota Yehuda lainnya. Ini adalah langkah proaktif untuk membangkitkan kesadaran rohani di seluruh negeri. Tindakan ini menunjukkan bahwa Yosia mengerti bahwa pemulihan sejati harus melibatkan seluruh umat, bukan hanya dirinya sendiri atau para pemimpin agama.

Dampak Tindakan Yosia

Dengan adanya Firman Tuhan yang kembali ditemukan dan dibacakan, terjadi kebangunan spiritual yang luar biasa di Yehuda. Yosia kemudian memimpin pembersihan besar-besaran terhadap praktik-praktik penyembahan berhala. Ia menghancurkan mezbah-mezbah asing, patung-patung berhala, dan tempat-tempat tinggi yang digunakan untuk ibadah kepada dewa-dewa lain. Ia memastikan bahwa ibadah hanya ditujukan kepada TUHAN semata, sesuai dengan perintah dalam Kitab Suci.

Kisah Raja Yosia, seperti yang dicatat dalam 2 Tawarikh 34, memberikan pelajaran penting bagi kita. Ia mengajarkan tentang pentingnya kepemimpinan yang saleh, keberanian untuk memulihkan apa yang telah rusak, dan kerendahan hati untuk mendengarkan dan menaati Firman Tuhan. Keputusan Yosia untuk hidup benar dan memimpin bangsanya kembali kepada Tuhan menunjukkan bahwa satu individu yang berkomitmen pada kebenaran dapat membawa perubahan besar bagi banyak orang. Pemulihan ibadah yang dipimpin oleh Yosia menjadi periode kedamaian dan kemakmuran bagi Yehuda, yang didasarkan pada kesetiaan mereka kepada Tuhan.