2 Tawarikh 5:10 - Karunia Terbesar Allah

“Tidak ada yang lain di dalam tabut itu selain dua loh batu yang ditaruh Musa di sana di Gunung Horeb, ketika TUHAN membuat perjanjian dengan orang Israel, setelah mereka keluar dari tanah Mesir.”

Simbol Perjanjian dan Kasih Allah Perjanjian Kekal

Ilustrasi: Simbol Perjanjian dan Kasih Allah

Kitab 2 Tawarikh, pasal 5, ayat 10, membawa kita pada momen penting dalam sejarah Israel. Ayat ini mencatat bahwa di dalam Tabut Perjanjian yang baru saja ditempatkan di Bait Suci yang megah oleh Raja Salomo, tidak ada lagi yang tersisa selain dua loh batu. Loh batu ini adalah saksi bisu dari perjanjian yang dibuat Tuhan dengan bangsa Israel di Gunung Horeb, sebuah janji yang diukir dalam batu oleh Musa setelah mereka dibebaskan dari perbudakan di Mesir.

Makna Perjanjian yang Terukir

Keberadaan dua loh batu di dalam Tabut Perjanjian bukanlah sekadar benda bersejarah. Ini adalah pengingat visual yang kuat tentang dasar hubungan antara Tuhan dan umat-Nya. Sepuluh Perintah Allah, yang terukir di loh-loh batu tersebut, merupakan instruksi ilahi untuk hidup yang berkenan kepada Tuhan dan untuk membangun masyarakat yang adil dan harmonis. Mereka adalah prinsip-prinsip yang menuntun Israel dalam perjalanan mereka menuju Tanah Perjanjian dan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Ayat ini menyoroti betapa fundamentalnya hukum dan firman Tuhan sebagai pondasi perjanjian ini.

Keluaran dari Mesir: Sebuah Awal Baru

Konteks Keluaran dari Mesir sangat krusial. Tuhan tidak hanya membebaskan umat-Nya dari penindasan fisik, tetapi juga menawarkan mereka kesempatan untuk masuk ke dalam hubungan yang baru dan terhormat dengan-Nya. Perjanjian di Sinai adalah penegasan dari kasih karunia Tuhan yang berinisiatif, menawarkan kepada Israel kesempatan untuk menjadi umat pilihan-Nya. Keberadaan loh batu di dalam Tabut melambangkan bahwa meskipun manusia mungkin gagal, firman dan perjanjian Tuhan tetap teguh. Itu adalah jaminan atas kesetiaan-Nya.

Tabut Perjanjian: Pusat Perhatian

Penempatan Tabut Perjanjian di Bait Suci yang baru dibangun adalah puncak dari sukacita dan perayaan. Tabut ini adalah simbol kehadiran Allah di tengah umat-Nya. Ketika Salomo dan seluruh umat Israel melihat Tabut itu diletakkan di tempatnya yang kudus, mereka diingatkan akan akar iman mereka. Keberadaan loh batu di dalamnya menegaskan bahwa kehadiran Allah bukanlah tanpa syarat atau tanpa tuntutan. Kehadiran-Nya hadir bersama dengan firman-Nya, yang mengundang respons ketaatan dan penyembahan yang tulus.

Relevansi Hingga Kini

Meskipun konteks sejarahnya ribuan tahun lalu, 2 Tawarikh 5:10 tetap relevan bagi kita saat ini. Perjanjian yang dahulu terukir di loh batu kini telah digenapi sepenuhnya dalam Yesus Kristus. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus mendirikan perjanjian baru, perjanjian yang bukan tertulis di batu, tetapi di dalam hati kita melalui Roh Kudus. Loh batu mengingatkan kita pada kekudusan dan keadilan Tuhan, sementara perjanjian baru dalam Kristus mengingatkan kita pada kasih dan pengampunan-Nya yang tak terbatas. Memahami ayat ini mendorong kita untuk merenungkan betapa berharganya firman Tuhan dan karya penebusan Kristus yang memungkinkan kita untuk memiliki hubungan yang baru dan abadi dengan Sang Pencipta.