2 Tawarikh 6:17

"Sekarang, ya TUHAN, Allah Israel, biarlah janji-Mu yang telah Kauucapkan kepada hamba-Mu Daud menjadi teguh."
Simbol Doa dan Kepercayaan

Ayat 2 Tawarikh 6:17 merupakan puncak dari doa penyerahan Salomo saat peresmian Bait Allah di Yerusalem. Setelah panjang lebar memohon kepada Tuhan agar berkenan mendengarkan doa umat-Nya dalam berbagai situasi, Salomo kini mengikatkan doanya pada janji-janji yang telah Tuhan berikan kepada ayahnya, Daud.

Janji Tuhan kepada Daud, seperti yang tercatat dalam kitab-kitab suci, adalah janji mengenai kelangsungan keturunannya yang akan memerintah di atas takhta Israel, dan yang terpenting, janji mengenai kedatangan Mesias dari garis keturunannya. Janji ini menjadi fondasi yang kokoh bagi Salomo dalam permohonannya. Ia tidak meminta berdasarkan kebaikan atau jasa-jasanya sendiri, melainkan berdasarkan kesetiaan Tuhan terhadap janji-Nya.

Dalam konteks peresmian Bait Allah, Salomo sedang mendirikan sebuah tempat yang diperuntukkan bagi hadirat Tuhan. Ia menyadari betapa pentingnya hubungan antara Tuhan dan umat-Nya. Doanya menunjukkan pemahaman mendalam tentang karakter Allah yang setia dan kasih setia-Nya. Ia tahu bahwa Tuhan akan mengingat dan menepati apa yang telah dijanjikan-Nya, meskipun umat-Nya mungkin tidak selalu setia.

Frasa "biarlah janji-Mu yang telah Kauucapkan kepada hamba-Mu Daud menjadi teguh" mencerminkan sebuah pengakuan akan kedaulatan dan kemahakuasaan Tuhan. Salomo tidak memaksa Tuhan, melainkan memohon dengan kerendahan hati, mengingatkan Tuhan akan firman-Nya sendiri. Ini adalah cara berdoa yang sangat kuat, yaitu mengacu pada janji-janji Tuhan yang tertulis dalam Alkitab. Ketika kita berdoa sesuai dengan kehendak-Nya dan berdasarkan janji-Nya, kita dapat memiliki keyakinan bahwa Tuhan akan mendengar dan menjawab.

Perikop ini mengajarkan kita tentang pentingnya memahami dan mengandalkan janji-janji Tuhan dalam kehidupan doa kita. Tuhan tidak pernah mengingkari firman-Nya. Setiap janji yang telah Dia berikan, baik yang bersifat umum maupun spesifik, akan digenapi pada waktu-Nya yang tepat. Doa Salomo adalah teladan bagi kita untuk tidak hanya memohon tetapi juga untuk menguatkan iman kita dengan mengingatkan Tuhan akan kesetiaan-Nya melalui janji-janji-Nya yang tak terhitung jumlahnya.

Kisah ini juga mengingatkan kita bahwa fondasi dari segala hubungan kita dengan Tuhan adalah kesetiaan-Nya. Meskipun umat Israel seringkali jatuh dan tidak setia, Tuhan tetap setia pada janji-Nya. Hal ini menjadi sumber pengharapan yang tak terhingga. Salomo, melalui doanya, mengajak kita untuk selalu bersandar pada janji-janji Tuhan, terutama dalam momen-momen penting kehidupan, seperti saat kita mendirikan sesuatu untuk kemuliaan-Nya atau menghadapi tantangan.