2 Tawarikh 6:20 - Doa Salomo di Bait Allah

"Kiranya Engkau membuka mata-Mu senantiasa kepada rumah ini, siang dan malam, kepada tempat yang telah Kaukatakan akan menjadi tempat kediaman nama-Mu, dan kiranya Engkau mendengarkan doa hamba-Mu yang dipanjatkan kepada-Mu dari tempat ini."
Simbol doa dan keagungan ilahi

Ayat 2 Tawarikh 6:20 mencatat momen krusial dalam sejarah Israel: doa pengudusan Bait Suci yang dipanjatkan oleh Raja Salomo. Peristiwa ini terjadi setelah Bait Suci Yerusalem selesai dibangun, sebuah mahakarya arsitektur dan spiritual yang menjadi pusat penyembahan bagi umat Tuhan.

Dalam doa yang khusyuk ini, Salomo tidak hanya meresmikan bangunan fisik, tetapi juga mengundang hadirat Allah untuk berdiam di sana. Ia mengakui bahwa langit yang paling tinggi pun tidak sanggup menampung kemuliaan Allah. Namun, dengan kerendahan hati, Salomo memohon agar Allah berkenan membuka mata-Nya senantiasa kepada rumah tersebut. Ini bukan sekadar permohonan agar Bait Suci dilihat, melainkan permohonan agar Allah terus menjaga, mengawasi, dan hadir di tempat yang didedikasikan untuk nama-Nya.

Penekanan pada "siang dan malam" menunjukkan keinginan Salomo agar kehadiran Allah bersifat permanen dan tak terputus. Bait Suci bukan hanya tempat untuk upacara sesekali, tetapi rumah tempat umat-Nya dapat datang kapan saja untuk berdoa dan mencari wajah-Nya. Permohonan ini mencerminkan kerinduan hati Salomo agar umat Israel selalu terhubung dengan Allah.

Lebih dari sekadar sebuah bangunan, Bait Suci melambangkan kehadiran Allah di tengah umat-Nya. Doa Salomo menegaskan kembali perjanjian Allah dengan umat-Nya, bahwa di tempat ini, Allah akan mendengarkan doa mereka. Ayat ini juga mengajarkan pentingnya tempat khusus untuk beribadah dan berdoa, tempat di mana kita dapat secara sadar datang kepada Allah dengan hati yang tertuju kepada-Nya.

Dalam konteks yang lebih luas, Bait Suci ini menjadi gambaran simbolis dari hubungan umat percaya dengan Allah. Jemaat Kristen sekarang adalah "bait roh kudus" (1 Korintus 6:19), di mana Allah berdiam melalui Roh-Nya. Doa Salomo memberikan pelajaran berharga bagi kita: bahwa Allah selalu siap mendengarkan doa kita, terutama ketika kita datang dengan iman dan kerendahan hati, mengakui kebesaran-Nya dan mengakui tempat-Nya dalam hidup kita.

Ayat ini mengingatkan kita bahwa Allah peduli terhadap doa-doa hamba-Nya. Ia tidak hanya melihat dari jauh, tetapi "membuka mata-Nya" untuk memperhatikan setiap permohonan yang tulus. Ini adalah janji yang luar biasa, yang seharusnya menginspirasi kita untuk terus berdoa, mencari Allah, dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya, karena Ia selalu mendengarkan.