"Tetapi jikalau kamu berpaling kepada-Ku dan tetap berpegang pada perintah-perintah-Ku dan melakukannya, maka sekalipun kamu terhalau sampai ke ujung langit, Aku akan mengumpulkan mereka dari sana dan membawa mereka kembali ke tempat yang telah Kupilih untuk mendiami nama-Ku."
Ayat 2 Tawarikh 7:19 adalah sebuah janji ilahi yang penuh kekuatan dan pengharapan. Dalam konteks sejarah Israel, ayat ini muncul setelah Nabi Samuel mengurapi Daud sebagai raja, dan Daud memohon kepada Tuhan agar nama-Nya dipermuliakan dan umat-Nya diberkati. Tuhan menjawab doa Daud dengan menyatakan bahwa Ia akan mendengarkan doa umat-Nya yang berseru kepada-Nya. Namun, ayat 19 ini memberikan penekanan khusus tentang konsekuensi ketidaktaatan dan sebuah janji pemulihan yang luar biasa.
Tuhan telah memberikan begitu banyak berkat dan perlindungan kepada umat Israel. Mereka telah dibangunkan bait suci yang megah, tempat kediaman nama Tuhan di bumi. Namun, sejarah umat Tuhan seringkali diwarnai oleh pasang surut iman. Ada masa-masa ketaatan penuh, namun juga ada masa-masa di mana umat Tuhan jatuh dalam dosa dan menyimpang dari jalan-Nya. Ayat ini mengingatkan bahwa penyimpangan dari perintah Tuhan tidak akan luput dari konsekuensi.
Frasa "jikalau kamu berpaling kepada-Ku dan tetap berpegang pada perintah-perintah-Ku dan melakukannya" adalah kunci utama. Ini bukan sekadar ucapan tanpa arti, melainkan sebuah kondisi yang harus dipenuhi. Tuhan tidak memaksa, tetapi Ia menetapkan prinsip sebab akibat. Ketaatan adalah fondasi hubungan yang kuat dengan-Nya. Ketika umat Tuhan memilih untuk berpaling dari-Nya, menjauhi perintah-Nya, maka konsekuensinya adalah pembuangan dan penderitaan. Ayat ini secara jelas menyatakan bahwa Tuhan akan menghukum, dan hal ini terjadi berulang kali dalam sejarah Israel, baik melalui penghancuran Yerusalem maupun pembuangan ke Babel.
Namun, keindahan janji Tuhan tidak berhenti pada konsekuensi. Bagian selanjutnya dari ayat ini, "maka sekalipun kamu terhalau sampai ke ujung langit, Aku akan mengumpulkan mereka dari sana dan membawa mereka kembali ke tempat yang telah Kupilih untuk mendiami nama-Ku," adalah janji pemulihan yang luar biasa. Ini menunjukkan belas kasihan Tuhan yang tak terbatas. Sekalipun umat-Nya telah jauh tersesat, bahkan terbuang sampai ke tempat yang paling jauh, Tuhan berjanji akan mengumpulkan mereka kembali. Kata "mengumpulkan" menunjukkan tindakan aktif dari Tuhan sendiri. Dia tidak menunggu umat-Nya untuk datang sendiri sepenuhnya, tetapi Dia yang menarik mereka kembali.
Janji ini juga menegaskan kembali signifikansi tempat yang telah Tuhan pilih, yaitu Yerusalem dan bait suci-Nya. Ini adalah pengingat bahwa Tuhan memiliki rencana kekal bagi umat-Nya, dan meskipun ada masa-masa sulit, rencana-Nya tidak akan pernah gagal. Bagi kita saat ini, ayat ini berbicara tentang kesetiaan Tuhan dalam pemulihan. Ketika kita menyadari kesalahan kita, bertobat, dan kembali kepada-Nya, Ia selalu siap menerima kita kembali, mengampuni, dan memulihkan hubungan kita. Kejatuhan tidak harus menjadi akhir dari segalanya jika ada kemauan untuk kembali kepada Sumber Kehidupan. Janji ini adalah sumber penghiburan dan kekuatan bagi setiap orang yang mencari Tuhan dalam kondisi tergelap sekalipun.