"Lalu ia menyuruh orang pergi ke Ofir, dan dari sana mereka mendatangkan empat ratus talenta emas serta membawanya kepada Salomo."
Ayat ini, 2 Tawarikh 8:17, membawa kita pada salah satu puncak kemegahan dan kejayaan masa pemerintahan Raja Salomo, khususnya terkait dengan pembangunan dan kelengkapan Bait Allah di Yerusalem. Setelah bertahun-tahun membangun dan memperindah tempat ibadah yang kudus bagi Tuhan, Salomo tidak pernah berhenti untuk menyempurnakannya. Pengiriman ekspedisi ke Ofir, sebuah tempat yang dipercaya oleh para ahli Alkitab terletak di sepanjang pesisir Laut Merah atau bahkan lebih jauh, menunjukkan ambisi dan sumber daya yang luar biasa yang dimiliki kerajaan Israel pada masa itu.
Empat ratus talenta emas yang dibawa pulang bukanlah jumlah yang sedikit. Dalam satuan berat kuno, satu talenta emas setara dengan ribuan kilogram. Bayangkan kekayaan yang tak terbayangkan ini digunakan untuk memperindah Bait Allah. Emas tersebut kemungkinan besar digunakan untuk melapisi dinding, perabotan suci, ukiran, dan berbagai ornamen lainnya yang membuat Bait Allah menjadi bangunan paling megah di seluruh wilayah pada zamannya. Hal ini bukan sekadar untuk pameran kekayaan, melainkan manifestasi dari penghormatan dan penyembahan yang mendalam kepada Tuhan.
Pembangunan Bait Allah oleh Salomo adalah bukti nyata dari kesetiaan Tuhan terhadap janji-Nya kepada Daud, ayahnya. Tuhan memilih Yerusalem sebagai tempat kediaman nama-Nya dan memberikan hikmat serta kekayaan kepada Salomo untuk mewujudkan visi tersebut. Setiap detail dalam pembangunan Bait Allah, dari kayu cedar pilihan hingga emas murni, memiliki makna rohani. Pengiriman ke Ofir untuk mendapatkan emas terbaik menegaskan komitmen Salomo untuk mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan. Ini mengajarkan kita bahwa dalam pelayanan kepada Tuhan, kita dipanggil untuk memberikan yang terbaik dari apa yang kita miliki, baik itu sumber daya, waktu, maupun talenta.
Penggunaan emas dalam Bait Allah juga melambangkan kemurnian, kekudusan, dan kemuliaan Tuhan yang tak terhingga. Emas adalah logam yang paling berharga dan tahan lama, mencerminkan sifat-sifat ilahi Tuhan. Dengan melapisinya dengan emas, Salomo ingin menciptakan sebuah gambaran visual tentang kebesaran dan kesucian Tuhan di hadapan umat-Nya dan juga bangsa-bangsa lain. Kemegahan Bait Allah ini tidak hanya menjadi pusat ibadah bagi bangsa Israel, tetapi juga menarik perhatian raja-raja dan penguasa dari negeri jauh yang datang untuk menyaksikan kemuliaannya dan berinteraksi dengan Tuhan Israel.
Perikop ini mengingatkan kita akan pentingnya menghargai dan memelihara tempat-tempat ibadah kita. Seperti Salomo yang terus berupaya memperindah Bait Allah, kita pun dipanggil untuk menjaga kekudusan gereja, baik secara fisik maupun spiritual. Kemegahan Bait Allah Yerusalem adalah pengingat akan kasih karunia Tuhan yang besar dan kebesaran-Nya yang patut kita sembah dengan segenap hati dan sumber daya yang kita miliki. Pengiriman ekspedisi ke Ofir adalah simbol dari upaya maksimal untuk menghadirkan kemuliaan yang pantas bagi Sang Pencipta.