Amsal 6:28 - Kebenaran Tanpa Cela

"Dapatkah seseorang berjalan di atas arang
tanpa memijak kakinya?"

Ayat ini, diambil dari kitab Amsal pasal 6 ayat 28, mengajukan sebuah pertanyaan retoris yang mendalam tentang konsekuensi dari perbuatan seseorang. Seolah sebuah gambaran visual yang kuat, ia mengajak kita untuk merenungkan sifat sebab-akibat yang tak terhindarkan dalam kehidupan. Api, meskipun tersembunyi di bawah arang, tetap memancarkan panas yang membakar. Demikian pula, tindakan yang salah, tidak peduli seberapa tersembunyi atau kecilnya kelihatannya, pasti akan meninggalkan jejak dan mendatangkan konsekuensi.

Kitab Amsal sering kali menekankan pentingnya kebijaksanaan, kejujuran, dan integritas dalam menjalani hidup. Ayat ini secara khusus menyoroti bahaya dari tindakan yang tidak benar, seperti persundalan atau kecurangan, yang pada akhirnya akan mendatangkan kehancuran. Penulis Amsal tidak membiarkan kita berspekulasi tentang akibatnya; ia menyajikannya sebagai sebuah keniscayaan, sama pasti layaknya panas membakar kaki yang menginjak bara api.

Dalam konteks kehidupan modern, 'arang' bisa melambangkan berbagai bentuk godaan dan jalan pintas yang tampaknya menarik, namun penuh dengan jebakan. Ini bisa berupa korupsi dalam pekerjaan, kebohongan dalam hubungan, atau bahkan penyalahgunaan kekuasaan. Seringkali, godaan ini datang dengan cara yang halus, tersembunyi di balik alasan-alasan yang dibenarkan atau keuntungan jangka pendek. Namun, seperti yang diperingatkan oleh Amsal, jejak api itu akan tetap ada. Kerusakan reputasi, hilangnya kepercayaan, beban moral, dan bahkan konsekuensi hukum adalah panas yang tak terhindarkan yang harus dihadapi.

Filosofi di balik ayat ini adalah bahwa integritas bukanlah pilihan, melainkan fondasi yang kokoh untuk kehidupan yang berkelanjutan. Berjalan di atas kebenaran, meskipun terkadang membutuhkan usaha lebih keras dan kesabaran, akan membawa kebebasan dan kedamaian jangka panjang. Sebaliknya, mengambil jalan pintas yang tidak etis akan selalu meninggalkan luka bakar yang sulit disembuhkan.

Kita dipanggil untuk hidup dengan kesadaran penuh akan dampak dari setiap tindakan kita. Pertanyaan retoris dari Amsal 6:28 berfungsi sebagai pengingat yang kuat: tidak ada kejahatan yang bisa disembunyikan selamanya tanpa akibat. Dengan memilih integritas dan kejujuran, kita dapat menghindari 'bara api' yang menghanguskan dan menapaki jalan kehidupan dengan kaki yang aman dan hati yang bersih.

Pilihlah jalan kebenaran, hindari jejak membara.