"Siapakah yang akan memberanikan diri menantang dia di jalan dan siapa pula yang akan mengembalikannya di malam hari?"
Ayat Ayub 21:31 dari kitab Ayub menyajikan sebuah pertanyaan retoris yang mendalam. Dalam konteks percakapan antara Ayub dan teman-temannya, ayat ini muncul saat Ayub mempertanyakan keadilan ilahi yang tampaknya membiarkan orang fasik berkelimpahan dalam kemakmuran, sementara orang benar menderita. Pertanyaan ini sebenarnya bukan sebuah tantangan langsung, melainkan sebuah ekspresi kebingungan dan keputusasaan Ayub terhadap apa yang ia lihat di dunia. Ia seolah bertanya, "Jika Tuhan memang adil, mengapa orang jahat tidak segera dihukum? Siapa yang punya kuasa atau keberanian untuk menghentikan kejahatan mereka di dunia ini, baik di siang bolong maupun di kegelapan malam?"
Inti dari pertanyaan ini adalah pengamatan Ayub terhadap realitas yang ia alami dan saksikan. Ia melihat bahwa orang-orang yang melakukan kejahatan, yang terang-terangan melanggar hukum Tuhan dan norma kemanusiaan, seringkali tidak segera menghadapi konsekuensi yang setimpal. Mereka bisa saja hidup makmur, menikmati kekayaan, dan bahkan berkuasa tanpa terlihat ada tangan yang siap menghentikan mereka. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar dalam benak Ayub tentang sifat keadilan dan penegakan hukum di alam semesta ini.
Ayub, yang sedang menderita luar biasa, merasa terpojok oleh pandangan bahwa penderitaannya adalah akibat dari dosa. Namun, ia melihat pola yang berbeda pada orang lain. Ia melihat kesuksesan orang fasik, yang membuat ia mempertanyakan premis bahwa kejahatan selalu dihukum dengan cepat di dunia. Pertanyaan "Siapakah yang akan mengembalikannya di malam hari?" bisa diartikan sebagai pertanyaan tentang siapa yang akan menahan atau menghukum mereka ketika mereka berbuat jahat dalam kesendirian atau dalam kegelapan, saat tidak ada mata yang melihat. Ini menyoroti keinginan Ayub agar kejahatan segera terlihat konsekuensinya.
Meskipun ayat ini berasal dari percakapan kuno, relevansinya masih terasa hingga kini. Kita seringkali menyaksikan berita tentang kejahatan yang tampaknya tidak mendapatkan keadilan dengan segera. Korupsi merajalela, kekerasan terjadi tanpa penyelesaian, dan banyak ketidakadilan yang membuat orang bertanya-tanya di mana keadilan itu berada. Pertanyaan Ayub 21:31 mengingatkan kita bahwa pandangan manusia terhadap keadilan terkadang berbeda dengan keadilan ilahi yang lebih luas dan menyeluruh. Ada keyakinan bahwa pada akhirnya, setiap tindakan akan dimintai pertanggungjawaban, meskipun penundaan itu bisa menimbulkan keraguan dan penderitaan bagi mereka yang melihat ketidakadilan terjadi.
Ayat ini mengajak kita untuk merenungkan lebih dalam tentang konsep keadilan, kesabaran dalam menghadapi ketidakadilan, dan keyakinan pada akhirnya akan ada pertanggungjawaban. Ini adalah pengingat bahwa meskipun kelihatannya orang jahat lolos dari hukuman di dunia, ada hikmat dan keadilan yang lebih besar yang bekerja melampaui pemahaman kita saat ini. Pertanyaan Ayub ini tetap menjadi suara bagi banyak orang yang merindukan tegaknya kebenaran dan lenyapnya kejahatan di dunia.