"Ia melihatnya dan memberitakannya, menelitinya dan menyelaminya."
Ayat Ayub 28:27 ini berbicara tentang sebuah penemuan yang luar biasa. Setelah berdiskusi panjang mengenai ketidakadilan, penderitaan, dan pencarian akan hikmat, Ayub akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang mendalam. Ayat ini menekankan bahwa hikmat sejati bukanlah sesuatu yang tersembunyi selamanya, melainkan sesuatu yang dapat dilihat, diberitakan, diteliti, dan bahkan diselami.
Dalam konteks kitab Ayub, hikmat yang dimaksud di sini adalah pemahaman yang mendalam tentang cara kerja Tuhan di dunia, keadilan-Nya, dan kebenaran ilahi. Ayub dan teman-temannya telah berusaha keras untuk memahami mengapa orang saleh menderita dan orang jahat makmur. Mereka mencari jawaban di bumi, di antara segala penemuan manusia, namun jawaban yang paling mendalam ternyata datang dari sumber yang lebih tinggi.
Firman "Ia melihatnya dan memberitakannya" menyiratkan adanya observasi langsung dan kemampuan untuk mengartikulasikan penemuan tersebut. Ini bukan sekadar teori kosong, tetapi pemahaman yang didasarkan pada pengenalan. Tuhan, Sang Pencipta, memiliki pandangan yang sempurna terhadap segala sesuatu. Dia melihat kebenaran di balik setiap peristiwa, setiap motif, dan setiap tindakan.
Kemudian, "menelitinya dan menyelaminya" menunjukkan proses investigasi yang cermat dan pemahaman yang komprehensif. Menggali lebih dalam, menembus permukaan, dan memahami esensi dari apa yang telah dilihat. Ini mengingatkan kita bahwa untuk memahami hikmat Tuhan, kita tidak bisa hanya sekadar melihat dari luar. Kita perlu terlibat, merenung, dan mengaplikasikan firman-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Penting untuk dicatat bahwa ayat ini sering dihubungkan dengan pemahaman mengenai ketakutan akan TUHAN sebagai permulaan pengetahuan dan hikmat. Meskipun ayat ini sendiri tidak secara eksplisit menyebutkan "takut akan Tuhan", konteks seluruh pasal 28 memberikan penegasan tersebut. Hikmat yang sejati tidak dapat dipisahkan dari ketaatan dan rasa hormat kepada Sang Sumber Hikmat. Tuhan melihat, memahami, dan menyingkapkan kebenaran-Nya kepada mereka yang mencari-Nya dengan hati yang tulus dan mematuhi perintah-Nya.
Di dunia yang penuh dengan informasi yang melimpah namun seringkali dangkal, ayat ini menjadi pengingat yang kuat. Kita dipanggil untuk tidak hanya menerima segala sesuatu begitu saja, tetapi untuk secara aktif mencari, meneliti, dan menyelami kebenaran yang lebih dalam, terutama kebenaran ilahi yang ditawarkan melalui firman-Nya. Dengan demikian, kita dapat memperoleh hikmat yang sejati, yang akan membimbing langkah kita dan memberikan perspektif yang benar dalam menghadapi tantangan kehidupan.