ADIL TANPA TEPI

Ayub 34:6

Keadilan Ilahi yang Tak Terbantahkan

Kitab Ayub merupakan sebuah narasi mendalam yang menggali pertanyaan fundamental tentang penderitaan, keadilan, dan kedaulatan Tuhan. Dalam kitab ini, Ayub, seorang pria saleh, dihadapkan pada ujian terberat dalam hidupnya. Teman-temannya datang untuk menghiburnya, namun alih-alih memberikan ketenangan, percakapan mereka justru berujung pada perdebatan teologis yang kompleks. Salah satu suara yang paling lantang dalam perdebatan ini adalah Elihu, seorang pemuda yang merasa memiliki hikmat untuk berbicara.

Ayub 34:6 adalah salah satu pernyataan tegas dari Elihu, yang secara lugas menegaskan kebenaran dan keadilan Tuhan. Ayat ini berbunyi: "Haruskah aku berdusta tentang keadilanku, atau melukai diriku dengan tuduhan yang tak beralasan? Bukankah Engkau berkata: 'Aku bersih, tanpa kesalahan; aku tidak berdosa." Meskipun seringkali kutipan ini diasosiasikan dengan posisi Ayub sendiri dalam pembelaannya, dalam konteks kitab, ini adalah bagian dari argumen Elihu yang membela karakter ilahi yang sempurna.

Apa yang disampaikan oleh Elihu dalam Ayub 34:6 merangkum inti dari kesempurnaan moral Tuhan. Di satu sisi, ia menegaskan bahwa Tuhan, sang Pencipta dan Penguasa alam semesta, tidak pernah salah dalam penilaian atau tindakan-Nya. Keadilan-Nya mutlak, tidak dapat digugat, dan selalu tegak lurus dengan kebenaran. Pernyataan "Aku bersih, tanpa kesalahan; aku tidak berdosa" adalah deklarasi ilahi tentang integritas yang tak bercela. Tuhan tidak mungkin melakukan kesalahan, apalagi berbuat dosa.

Di sisi lain, Elihu juga menyoroti absurditas jika Tuhan harus "melukai diri" dengan tuduhan yang tidak beralasan. Ini menegaskan bahwa Tuhan tidak perlu membela diri atau membenarkan diri kepada manusia. Keberadaan dan tindakan-Nya selalu sah dan benar secara inheren. Manusia, dengan keterbatasan pemahaman dan perspektifnya, seringkali merasa berhak untuk menghakimi atau mempertanyakan keadilan Tuhan ketika menghadapi kesulitan. Namun, Ayub 34:6 mengingatkan kita bahwa Tuhan memiliki standar keadilan yang jauh melampaui pengertian manusia.

Ayat ini mengajak kita untuk merenungkan sifat Tuhan yang tak tergoyahkan. Dalam dunia yang seringkali terasa tidak adil, di mana penderitaan tampak acak dan kejahatan kadang tampak merajalela, pemahaman tentang keadilan ilahi menjadi jangkar bagi iman. Kita mungkin tidak selalu memahami alasan di balik setiap peristiwa, namun keyakinan bahwa Tuhan bertindak dengan keadilan yang sempurna memberikan ketenangan. Ayub 34:6, melalui perkataan Elihu, berfungsi sebagai pengingat bahwa Tuhan adalah sumber kebenaran mutlak dan keadilan yang tak pernah gagal.

Memahami Ayub 34:6 secara mendalam membantu kita untuk tidak menuduh Tuhan atas ketidakadilan, melainkan untuk menempatkan kepercayaan kita pada kebijaksanaan-Nya yang tak terbatas. Ini adalah panggilan untuk merendahkan hati di hadapan kebesaran-Nya, mengakui bahwa kedaulatan dan keadilan-Nya adalah fondasi dari segala sesuatu, bahkan ketika realitas duniawi terasa membingungkan. Kepercayaan ini adalah sumber kekuatan di tengah badai kehidupan.