Dalam kitab Ayub, kita sering kali menemukan dialog yang mendalam mengenai penderitaan, keadilan, dan kedaulatan Tuhan. Salah satu momen yang menarik perhatian adalah ketika Tuhan sendiri menjawab Ayub dari tengah badai. Ayat Ayub 39:1 merupakan pembuka dari serangkaian pertanyaan retoris yang diajukan oleh Sang Pencipta. Pertanyaan-pertanyaan ini bukan untuk menjatuhkan Ayub, melainkan untuk membukakan matanya terhadap luasnya hikmat dan kekuasaan-Nya yang tak terbatas.
Ayub, yang telah mengalami kehilangan besar dan terperosok dalam kesedihan mendalam, mungkin merasa berhak untuk menuntut penjelasan dari Tuhan mengenai penderitaannya. Ia ingin memahami mengapa keadilan seolah-olah berpihak padanya, namun nasibnya justru begitu malang. Namun, Tuhan tidak langsung menjawab dengan memberikan rincian spesifik mengenai kasus Ayub. Sebaliknya, Tuhan mengajak Ayub untuk melihat lebih jauh, melampaui batas pemahaman manusia yang terbatas.
Pertanyaan dalam Ayub 39:1 ini menyoroti aspek-aspek kehidupan alam yang sering kali kita abaikan atau anggap remeh. "Apakah engkau mengerti saat domba gunung melahirkan anak, atau apakah engkau menyaksikan kijang melahirkan?" adalah pertanyaan tentang pengetahuan mendalam mengenai siklus kehidupan makhluk ciptaan-Nya. Ini mencakup pemahaman akan naluri, waktu yang tepat, dan cara melahirkan yang kompleks. Sang Pencipta mengingatkan Ayub bahwa bahkan urusan kelahiran hewan di alam liar pun memiliki mekanisme yang penuh dengan kebijaksanaan ilahi, sesuatu yang tidak sepenuhnya dapat dipahami atau dikendalikan oleh manusia.
Lebih lanjut, Tuhan bertanya, "apakah engkau menghitung bulan saat mereka melahirkan, dan tahukah engkau waktu beranak mereka?" Ini bukan sekadar pertanyaan tentang rentang waktu, tetapi tentang ketelitian dan keteraturan kosmis yang mengatur seluruh ciptaan. Menghitung bulan merujuk pada siklus lunar, sebuah penanda waktu yang digunakan dalam banyak budaya, namun di sini dikaitkan dengan kapan tepatnya hewan-hewan tertentu akan melahirkan. Ini menunjukkan adanya tatanan yang presisi dalam penciptaan, di mana segala sesuatu berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh Sang Pencipta.
Pertanyaan-pertanyaan ini berfungsi sebagai pengingat kuat bagi Ayub, dan bagi kita, bahwa pemahaman kita tentang dunia dan rencana Tuhan sangatlah terbatas. Ada banyak hal yang terjadi di alam semesta ini yang berada di luar jangkauan pengetahuan dan kendali manusia. Keindahan, kompleksitas, dan keteraturan yang kita saksikan dalam penciptaan adalah bukti nyata dari kecerdasan dan kekuatan yang luar biasa dari Sang Pencipta. Dengan merenungkan keajaiban alam, kita diajak untuk menaruh kepercayaan pada hikmat Tuhan, bahkan ketika kita tidak sepenuhnya memahami jalan-Nya. Kebijaksanaan dari Sang Pencipta terbentang luas, jauh melampaui apa yang dapat kita pahami atau hitung.