"Untuk menyatakan yang demikian itu bukanlah aku menghukum kamu. Sebab seperti yang telah kukatakan dahulu, kamu ada dalam hati kami, sehingga kita ambil bagian bersama-sama, baik untuk mati maupun untuk hidup."
Ayat Firman Tuhan dalam 2 Korintus 7:3 ini begitu menyentuh hati. Rasul Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, mengungkapkan sebuah ikatan rohani yang mendalam. Ia menegaskan bahwa bukan niatnya untuk menghukum, melainkan untuk meneguhkan kembali hubungan kasih yang telah terjalin. Ungkapan "kamu ada dalam hati kami" menunjukkan betapa dekat dan berharganya jemaat Korintus bagi Paulus dan rekan-rekannya. Ini bukan sekadar perhatian seorang pemimpin rohani kepada umatnya, melainkan sebuah persaudaraan sejati yang terjalin melalui iman kepada Kristus.
Dalam konteks surat-surat Paulus, seringkali terdapat teguran atau nasihat yang tegas. Namun, di balik ketegasan itu, selalu ada dasar kasih yang kuat. Ayat ini menjadi bukti nyata dari kasih tersebut. Paulus tidak ingin umatnya merasa tersudutkan atau putus asa oleh perkataannya, melainkan justru merasa dikuatkan dan diingatkan akan panggilan mulia mereka. Ia ingin mereka memahami bahwa setiap perkataan dan tindakan yang ia sampaikan didasari oleh kerinduan agar mereka bertumbuh dalam Kristus dan mencapai kehidupan yang berkenan di hadapan Tuhan.
Penekanan pada "kita ambil bagian bersama-sama, baik untuk mati maupun untuk hidup" adalah inti dari kesaksian Paulus. Ini berbicara tentang kesatuan yang sejati dalam Kristus. Ketika seseorang hidup dalam Kristus, maka ia juga berbagi dalam penderitaan dan kesukacitaan yang sama dengan Kristus dan sesama orang percaya. Kematian dan kehidupan, dua sisi ekstrem dari keberadaan manusia, tidak lagi menjadi sumber ketakutan yang memisahkan, melainkan menjadi bagian dari perjalanan iman yang dilalui bersama. Kesatuan ini melampaui batas-batas duniawi dan mengarah pada kekekalan.
Bagi kita yang membaca ayat ini hari ini, pesan yang sama tetap relevan. Dalam hubungan kita dengan Tuhan dan sesama orang percaya, biarlah kasih menjadi dasar utama. Kasih Kristus yang telah dicurahkan kepada kita adalah sumber kekuatan yang tak terbatas. Kasih ini seharusnya memampukan kita untuk tidak hanya bergaul dalam saat-saat sukacita, tetapi juga saling mendukung ketika badai kehidupan menerpa. Kita dipanggil untuk menjadi garam dan terang di dunia, dan kesatuan serta kasih di antara kita adalah kesaksian yang paling kuat.
Memahami ayat ini juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kesucian hidup dan kekudusan yang Tuhan inginkan dari umat-Nya. Nasihat yang membangun, meskipun terkadang terasa sulit, sesungguhnya bertujuan untuk membawa kita lebih dekat kepada Bapa di surga. Marilah kita merespons panggilan Tuhan dengan hati yang terbuka, menerima teguran yang membangun sebagai bentuk kasih, dan senantiasa berupaya hidup sesuai dengan kehendak-Nya, demi kemuliaan nama-Nya. Kasih yang mengikat kita dalam Kristus adalah anugerah yang luar biasa, mari kita jaga dan terus tumbuhkan.
Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang kasih dalam kehidupan Kristen di Alkitab SABDA.