Ayub 5:15

"Tetapi Ia menyelamatkan orang yang tertindas dengan pedang dari mulut mereka, dan dari tangan orang yang kuat."
Ilustrasi Perisai dan Tangan Penolong Kehidupan adalah perjuangan tapi ada harapan

Ayub 5:15 mengingatkan kita pada sebuah kebenaran yang mendalam dan penuh pengharapan di tengah badai kehidupan. Dalam konteks kitab Ayub, ayat ini muncul ketika Ayub sedang mengalami penderitaan yang luar biasa, kehilangan harta, keluarga, bahkan kesehatannya. Ia dikelilingi oleh teman-teman yang justru menuduhnya dan memberikan nasihat yang pedih. Di tengah kegelapan itu, Firman Tuhan melalui Elihu memberikan secercah cahaya.

Ayat ini berbunyi, "Tetapi Ia menyelamatkan orang yang tertindas dengan pedang dari mulut mereka, dan dari tangan orang yang kuat." Kata "Ia" di sini merujuk pada Tuhan Yang Mahakuasa. Ini adalah sebuah janji yang kuat bahwa Tuhan tidak membiarkan umat-Nya terperangkap selamanya dalam kesulitan yang mencekik. Tuhan adalah penyelamat bagi mereka yang tertekan, yang merasa tidak berdaya, yang terancam oleh bahaya yang nyata—yang digambarkan sebagai "pedang dari mulut mereka" (ucapan jahat, tuduhan palsu) dan "dari tangan orang yang kuat" (kekuatan yang menindas, sistem yang zalim).

Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali menghadapi berbagai bentuk penindasan dan kesulitan. Mungkin itu datang dari perkataan orang lain yang menyakitkan, kritik yang tidak membangun, atau bahkan dari lingkungan kerja yang penuh tekanan dan ketidakadilan. Kadang, kita merasa seperti Ayub, terpojok, tak berdaya, dan bingung harus mencari pertolongan ke mana. Perasaan tertekan ini bisa sangat merusak, mengikis semangat dan harapan kita.

Namun, Ayub 5:15 memberikan perspektif yang berbeda. Ia bukan sekadar menggambarkan penderitaan, tetapi lebih menekankan pada tindakan penyelamatan Tuhan. Tuhan melihat, Tuhan peduli, dan Tuhan bertindak. Penyelamatan-Nya bisa datang dalam berbagai bentuk. Kadang, Ia memberikan keberanian untuk menghadapi perkataan jahat. Di lain waktu, Ia membuka jalan keluar dari situasi yang menindas, memberikan kekuatan kepada kita untuk bangkit dan tidak menyerah. Terkadang, penyelamatan-Nya adalah memberikan damai sejahtera di hati di tengah kekacauan, sehingga kita mampu melihat terang bahkan dalam kegelapan terpekat.

Kisah Ayub mengajarkan bahwa iman diuji dalam penderitaan. Namun, iman yang teguh kepada Tuhan Yang Maha Kuasa akan selalu menemukan jalan untuk diselamatkan. Pengalaman Ayub, meskipun berat, akhirnya menunjukkan kesetiaan Tuhan. Ia tidak dibiarkan binasa. Demikian pula, ketika kita merasa tertindas, ingatlah bahwa kita tidak sendirian. Tuhan hadir untuk menyelamatkan. Kita diundang untuk bersandar pada-Nya, mencari perlindungan dalam kuasa-Nya, dan mempercayai bahwa Ia akan membimbing kita keluar dari setiap kesulitan, seperti yang dijanjikan dalam Ayub 5:15. Ini adalah pengingat yang menyegarkan bahwa di balik setiap tantangan, ada tangan Tuhan yang siap menarik kita keluar dari jurang keputusasaan.