"Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang mulia." (QS. Al-Qalam: 4)
Surat Al-Qalam, surat ke-68 dalam Al-Qur'an, dibuka dengan sumpah Allah SWT terhadap pena dan tulisan. Ayat pembukanya, yang kita kutip di atas, memuji akhlak mulia Rasulullah SAW. Di balik keindahan makna dan susunan ayatnya, terkadang kita dapat menemukan keajaiban tersembunyi dalam representasi numerik, bahkan pada bilangan seperti 10 dan 8, yang bisa memberikan perspektif tambahan tentang keluasan ilahi.
Dalam banyak tradisi dan studi numerologi, angka 10 seringkali melambangkan kesempurnaan, totalitas, atau penyelesaian siklus. Ini adalah dasar dari sistem desimal yang kita gunakan sehari-hari, menunjukkan potensi yang utuh dan lengkap. Angka 10 juga dapat diinterpretasikan sebagai harmoni antara spiritual (angka 1) dan material (angka 0), atau sebagai manifestasi dari sepuluh perintah ilahi dalam beberapa tradisi. Kehadiran angka 10 dalam konteks spiritual bisa jadi merujuk pada kepenuhan ajaran atau kesempurnaan kehendak Tuhan.
Sementara itu, angka 8 sering dikaitkan dengan kelimpahan, kekuatan tak terbatas, dan kesinambungan. Dalam bentuknya yang melingkar tanpa akhir, angka 8 melambangkan keabadian dan siklus yang terus berulang. Dalam Al-Qur'an, angka 8 memiliki signifikansi tersendiri, misalnya pada jumlah malaikat yang memikul Arsy Allah yang disebutkan dalam QS. Al-Haqqah ayat 17. Ini memberikan indikasi bahwa angka 8 dapat mewakili kekuatan ilahi yang kokoh dan dukungan surgawi.
Mengaitkan kedua bilangan ini dengan pesan surat Al-Qalam, kita bisa merenungkan betapa luasnya akhlak mulia yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Akhlak tersebut adalah sebuah kesempurnaan (10) yang didukung oleh kekuatan ilahi yang tak terbatas (8). Sumpah Allah terhadap pena dan tulisan, yang menjadi alat untuk menyebarkan ilmu dan kebaikan, juga mencerminkan sebuah proses yang penuh kesempurnaan dan didasari oleh kekuatan yang kekal.
Bilangan 10 dapat dilihat sebagai representasi dari tatanan ilahi yang sempurna, di mana setiap aspek kehidupan memiliki tempat dan fungsinya. Sementara angka 8 melambangkan kekuatan yang menopang tatanan tersebut, memastikan kelangsungan dan keabadiannya. Dalam kebiasaan sehari-hari, kita mungkin tidak secara langsung menghitung atau mengaitkan bilangan ini. Namun, pemahaman terhadap makna simbolisnya dapat memperkaya perspektif kita terhadap alam semesta dan ajaran agama yang kita anut.
Surat Al-Qalam mengajak kita untuk mencontoh akhlak Rasulullah SAW. Inilah kesempurnaan yang kita tuju, sebuah tujuan yang tidak mungkin tercapai tanpa bimbingan dan kekuatan dari Sang Pencipta. Bilangan 10 dan 8, meski hanya angka, dapat menjadi pengingat visual tentang potensi kebaikan yang tak terbatas dan fondasi kokoh yang selalu ada di setiap langkah kita dalam meneladani junjungan kita. Dengan renungan semacam ini, keindahan Al-Qur'an tidak hanya terletak pada teksnya, tetapi juga pada setiap sudut pandang yang dapat kita ambil untuk memahami kebesarannya.