Bilangan 16 & 17: Keadilan dan Kepercayaan

"TUHAN berfirman kepada Musa: 'Katakan kepada orang Israel, ambillah dari mereka dari tangan mereka masing-masing sebatang tongkat, satu tongkat untuk setiap kepala kaum, dari semua kepala kaum mereka, dua belas tongkat. Tuliskan nama setiap orang pada tongkatnya. Pada tongkat Lewi tuliskan nama Harun, dan nama setiap kepala kaum dari kaum Lewi. Letakkanlah semuanya di Kemah Pertemuan, di depan Peti Kesaksian, tempat Aku berjanji berbicara kepadamu.'"

Kitab Bilangan, bab 16 dan 17, menyajikan dua kisah yang sangat penting dan penuh pelajaran bagi umat Tuhan, baik di masa lalu maupun masa kini. Kedua bab ini menyoroti tema keadilan ilahi, otoritas yang ditetapkan Tuhan, serta pentingnya kepercayaan dan ketaatan terhadap pimpinan-Nya. Kisah pemberontakan Korah dalam pasal 16 dan kemudian peristiwa pemekaran tongkat Harun di pasal 17, secara bersama-sama, memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana Tuhan bertindak dalam menghadapi ketidaktaatan dan bagaimana Ia meneguhkan hamba-hamba-Nya.

16 & 17 Otoritas Tuhan

Ilustrasi: Tongkat Harun dan lambang otoritas ilahi.

Pemberontakan dan Keadilan Ilahi (Bilangan 16)

Pasal 16 menceritakan kisah pemberontakan Korah, seorang Lewi, bersama dengan Datan dan Abiram dari suku Ruben, serta 250 pemimpin Israel. Mereka menentang otoritas Musa dan Harun, menganggap kepemimpinan mereka tidak berhak dan mengklaim bahwa seluruh umat Israel adalah kudus. Pemberontakan ini bukan sekadar perbedaan pendapat, melainkan penolakan langsung terhadap pimpinan yang ditetapkan oleh Tuhan sendiri. Tuhan menunjukkan keadilan-Nya dengan cara yang sangat dramatis. Bumi terbelah dan menelan para pemberontak beserta keluarga mereka, sementara api keluar dari TUHAN dan memusnahkan 250 orang yang mempersembahkan ukupan. Kejadian ini merupakan peringatan keras bahwa Tuhan sangat serius dalam menjaga tatanan dan otoritas yang telah Ia tetapkan.

Bukti Otoritas dan Kepercayaan (Bilangan 17)

Sebagai respons terhadap keluhan umat yang masih saja bersungut-sungut dan menganggap Musa serta Harun telah membunuh umat Tuhan, Tuhan memberikan cara lain untuk meneguhkan otoritas Harun dan kaum Lewi. Musa diperintahkan untuk mengambil tongkat dari setiap pemimpin suku, termasuk satu tongkat dari suku Lewi dengan nama Harun tertulis di atasnya. Tongkat-tongkat itu kemudian diletakkan di hadapan Tabernakel. Keesokan harinya, terjadi mukjizat: tongkat Harun yang telah mati, bukan hanya bertunas, tetapi juga berbunga dan menghasilkan buah badam. Tongkat-tongkat lainnya tetap mati. Peristiwa ini menjadi bukti nyata dan tak terbantahkan bahwa Tuhan telah memilih Harun sebagai imam-Nya dan kaum Lewi sebagai pelayan-Nya. Tongkat yang bertunas melambangkan kehidupan dan otoritas yang diberikan oleh Tuhan, serta mengingatkan bahwa segala sesuatu yang berasal dari Tuhan akan menghasilkan buah dan berkat.

Pelajaran untuk Kita

Kisah Bilangan 16 dan 17 mengajarkan beberapa prinsip penting. Pertama, Tuhan menetapkan otoritas dan mengharapkan ketaatan terhadapnya. Pemberontakan Korah menunjukkan konsekuensi mengerikan dari penolakan terhadap otoritas ilahi. Kedua, Tuhan adalah adil dan adil. Ia tidak membiarkan ketidakbenaran berlangsung tanpa teguran atau hukuman, namun Ia juga memberikan cara untuk meneguhkan mereka yang Ia pilih. Ketiga, pentingnya kepercayaan. Umat Tuhan seharusnya percaya pada pimpinan yang telah ditetapkan-Nya, bukannya meragukan atau menentangnya. Peristiwa pemekaran tongkat Harun menjadi simbol kuat harapan dan kehidupan yang berasal dari ketaatan dan pengakuan terhadap kedaulatan Tuhan. Kisah ini mengingatkan kita untuk selalu menghormati otoritas, hidup dalam kebenaran, dan menaruh kepercayaan penuh pada janji dan pilihan Tuhan.