"...dan orang-orang Kehata dari keluarga Bet-Samis dan Bet-Hasem, seribu dua ratus empat puluh dua orang."
Ayat Ezra 2:26 menyebutkan satu kelompok penting dalam rombongan orang Israel yang kembali dari pembuangan di Babel. Kelompok ini adalah keluarga Kehata, yang berasal dari tempat-tempat seperti Bet-Samis dan Bet-Hasem. Jumlah mereka tercatat sebanyak seribu dua ratus empat puluh dua orang.
Kembalinya bangsa Israel dari pembuangan di Babel adalah momen bersejarah yang sangat signifikan. Setelah tujuh puluh tahun di tanah asing, panggilan untuk kembali ke tanah leluhur mereka, Yerusalem, disambut oleh banyak orang. Peristiwa ini bukan hanya tentang perpindahan fisik, tetapi juga merupakan manifestasi dari pemulihan iman dan identitas mereka sebagai umat pilihan Allah. Kitab Ezra dan Nehemia memberikan catatan rinci tentang perjalanan kembali ini, termasuk daftar nama-nama keluarga dan jumlah orang yang berpartisipasi dalam berbagai gelombang kepulangan.
Penyebutan nama-nama keluarga seperti Kehata di dalam catatan Alkitab memiliki nilai penting. Hal ini menunjukkan adanya perhatian terhadap struktur sosial dan genealogi dalam komunitas Israel. Setiap nama keluarga mewakili keturunan dari leluhur tertentu, dan daftar ini berfungsi sebagai pengingat akan asal-usul mereka serta keterikatan mereka pada perjanjian Allah. Dalam konteks kembali dari pembuangan, daftar ini menegaskan kembali identitas mereka sebagai keturunan Abraham, Ishak, dan Yakub, yang dipanggil untuk membangun kembali Yerusalem dan Bait Suci.
Keluarga Kehata, yang disebutkan dalam Ezra 2:26, adalah salah satu dari banyak keturunan Lewi. Kaum Lewi memiliki peran khusus dalam ibadah di Bait Suci, mulai dari melayani di Kemah Suci hingga kemudian di Bait Suci yang dibangun oleh Salomo. Meskipun mereka tidak memiliki tanah warisan seperti suku-suku lain, mereka memiliki tanggung jawab spiritual yang vital. Kepulangan mereka ke Yerusalem, yang merupakan pusat ibadah, menjadi sangat penting untuk pemulihan sistem keagamaan dan pelayanan di Bait Suci.
Angka seribu dua ratus empat puluh dua orang dari keluarga Kehata menunjukkan bahwa ini adalah kelompok yang cukup besar, yang berkontribusi signifikan terhadap upaya pembangunan kembali. Kehadiran mereka memastikan bahwa pelayanan dan ritual keagamaan dapat kembali berjalan sebagaimana mestinya. Kisah kembalinya orang Israel, termasuk kelompok Kehata, mengajarkan tentang kesetiaan Allah terhadap janji-janji-Nya dan tentang bagaimana umat-Nya dapat kembali kepada-Nya setelah mengalami kesulitan. Ini adalah kisah tentang harapan, pemulihan, dan pembangunan kembali, baik secara fisik maupun spiritual.
Memahami detail seperti nama keluarga dan jumlah mereka dalam catatan sejarah ini membantu kita menghargai skala dan kompleksitas dari gerakan kembali ke Yerusalem. Ini bukan hanya sekadar kepulangan massal, tetapi merupakan kumpulan keluarga-keluarga yang membawa bersama mereka warisan, keterampilan, dan semangat untuk membangun kembali kehidupan mereka di tanah perjanjian, sesuai dengan kehendak Allah.