Ayat Ezra 2:47 merangkum sebagian dari daftar panjang mereka yang kembali dari pembuangan di Babel menuju Yerusalem. Ayat ini secara spesifik menyebutkan dua kelompok penting: orang Netinim dan anak-anak hamba Salomo. Masing-masing kelompok ini memiliki peran dan latar belakang yang unik dalam sejarah Israel.
Orang Netinim adalah kelompok yang ditugaskan untuk melayani di Bait Suci. Mereka bukan berasal dari garis keturunan imam atau Lewi, melainkan seringkali adalah keturunan dari bangsa-bangsa lain yang ditaklukkan oleh Israel di masa lalu, yang kemudian dijadikan pelayan untuk tugas-tugas di lingkungan Tabernakel dan kemudian Bait Suci. Tugas mereka sangat vital, meskipun bukan sebagai pemimpin rohani, namun mereka memastikan operasional sehari-hari di tempat ibadah berjalan lancar. Keberadaan mereka dalam daftar kepulangan menunjukkan bahwa status mereka, sekalipun sebagai pelayan, tetap dihargai dan diizinkan untuk kembali membangun kembali kehidupan di tanah leluhur.
Sementara itu, anak-anak hamba Salomo merujuk pada keturunan dari orang-orang yang memiliki hubungan erat dengan Raja Salomo, kemungkinan besar mereka adalah staf atau pengikut yang memiliki keahlian khusus yang dibutuhkan dalam pembangunan dan pengelolaan kerajaan. Salomo dikenal sebagai raja yang bijaksana dan membangun banyak proyek megah, termasuk Bait Suci yang pertama. Keturunan dari orang-orang yang terlibat dalam proyek-proyek ini kemungkinan besar mewarisi pengetahuan dan keterampilan yang relevan untuk kembali berkontribusi dalam pemulihan Yerusalem dan Bait Suci yang baru.
Kedua kelompok ini, orang Netinim dan anak-anak hamba Salomo, bersama dengan ribuan orang Israel lainnya yang disebut dalam pasal 2 Ezra, menandai sebuah momen penting dalam sejarah pemulihan. Ini bukan hanya tentang kembalinya orang-orang yang dibuang, tetapi juga tentang organisasi dan rekonstruksi masyarakat dan tempat ibadah yang telah runtuh. Daftar ini memberikan gambaran rinci tentang komposisi umat yang kembali, mencerminkan keberagaman latar belakang mereka namun disatukan oleh tujuan bersama untuk membangun kembali identitas keagamaan dan nasional mereka.
Kembalinya mereka dari Babel bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari sebuah babak baru yang penuh tantangan. Mereka harus menghadapi kondisi yang berbeda, membangun kembali struktur sosial dan keagamaan dari nol, dan menghadapi berbagai hambatan dari bangsa-bangsa lain di sekitar mereka. Namun, catatan dalam Kitab Ezra, termasuk ayat seperti Ezra 2:47, memberikan bukti nyata tentang ketekunan dan tekad umat Allah untuk mematuhi panggilan-Nya dan memulihkan rumah mereka. Ini adalah kisah tentang harapan, ketahanan, dan janji pemulihan yang terus bergema sepanjang sejarah.