Habakuk 1:17

"Apakah karena itu ia akan terus-menerus menumpahkan darahnya dan tidak mau mengasihani negeri dihancurkannya?

Keadilan Ilahi di Tengah Ketidakadilan Dunia

Kitab Habakuk adalah sebuah dialog yang mendalam antara seorang nabi dengan Tuhan. Habakuk bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan sulit tentang keadilan, kesucian Tuhan, dan mengapa kejahatan tampak merajalela. Dalam pasal pertama, Habakuk berseru kepada Tuhan mengenai ketidakadilan yang terjadi di Yehuda, termasuk penindasan dan kerusakan yang terjadi di dalam negeri itu sendiri. Ayat 17 yang kita renungkan hari ini adalah bagian dari seruan Habakuk kepada Tuhan, di mana ia mempertanyakan tindakan bangsa Babel yang kejam dan destruktif.

Bangsa Babel digambarkan sebagai kekuatan militer yang tak terhentikan, yang menghancurkan bangsa-bangsa, menjarah kekayaan, dan membawa penderitaan kemana pun mereka pergi. Habakuk menyaksikan kehancuran ini dengan mata kepala sendiri, dan ia tidak bisa memahami bagaimana Tuhan yang Mahaadil dapat membiarkan hal seperti itu terjadi. Pertanyaan Habakuk dalam ayat 17 menggemakan kebingungan dan keputusasaan yang mungkin juga dirasakan oleh banyak orang di masa kini ketika melihat ketidakadilan yang begitu besar di dunia. Mengapa kekuatan yang begitu kejam dibiarkan berkuasa dan menumpahkan begitu banyak darah tanpa ada yang menghentikannya? Mengapa negeri-negeri dihancurkan tanpa ada belas kasihan?

Namun, justru di tengah pertanyaan-pertanyaan getir inilah kita dapat menemukan pelajaran berharga mengenai karakter Tuhan. Meskipun Habakuk tidak melihat jawabannya secara langsung di ayat ini, konteks kitab Habakuk secara keseluruhan menunjukkan bahwa Tuhan tidak membiarkan kejahatan berkuasa selamanya. Tuhan memiliki rencana-Nya, dan terkadang Ia menggunakan bangsa-bangsa lain, bahkan yang jahat sekalipun, sebagai alat untuk menghukum umat-Nya yang berdosa atau untuk menegakkan keadilan-Nya yang agung.

Ayat ini mengingatkan kita bahwa iman bukanlah penolakan terhadap kesulitan, melainkan kepercayaan yang teguh kepada Tuhan di tengah kesulitan tersebut. Habakuk tidak berhenti bertanya, tetapi ia juga tidak pernah berhenti berdoa dan mencari jawaban dari Tuhan. Ini mengajarkan kita untuk tetap membawa pergumulan kita kepada Tuhan, bahkan ketika kita tidak mengerti jalan-Nya. Tuhan yang berdaulat atas sejarah, yang mengenal akhir dari awal, adalah Tuhan yang dapat kita percayai sepenuhnya.

Lebih jauh, ayat ini mendorong kita untuk memiliki hati yang berbelas kasihan terhadap mereka yang menderita. Melihat kehancuran dan darah yang tertumpah seharusnya membangkitkan empati dalam diri kita. Tuhan peduli terhadap mereka yang tertindas dan menderita, dan demikian pula kita dipanggil untuk menunjukkan kasih dan keadilan dalam tindakan kita sehari-hari. Meskipun kita tidak dapat menghentikan semua kekejaman di dunia, kita dapat menjadi agen perubahan di lingkungan kita, membawa terang dan penghiburan bagi mereka yang membutuhkan.

Pada akhirnya, Habakuk 1:17, meskipun muncul sebagai pertanyaan penuh kepedihan, menuntun kita pada pengakuan akan kedaulatan Tuhan dan janji kesetiaan-Nya. Tuhan mengizinkan penderitaan untuk sementara waktu, tetapi Ia berkuasa mengendalikan semuanya dan pada akhirnya akan membawa keadilan dan pemulihan. Biarlah renungan ini menguatkan iman kita untuk percaya pada keadilan dan belas kasihan Tuhan, bahkan ketika dunia di sekitar kita tampak kacau dan tak adil. Teruslah berdoa, teruslah mencari Tuhan, dan percayalah bahwa Ia bekerja, selalu.

Baca juga: Ayat Penting Lainnya