Yohanes 10:12 - Hakim yang Setia dan Peduli

"Orang upahan tidak akan menjaga domba-domba itu jika ia melihat serigala datang. Ia akan lari, dan serigala itu akan menerkam dan menceraiberaikan domba-domba itu."

J

Ayat Yohanes 10:12 ini seringkali dibaca dalam konteks perumpamaan Yesus tentang Gembala yang Baik. Namun, jika kita melihatnya lebih dalam, ayat ini juga memberikan gambaran yang kuat tentang karakteristik seorang pemimpin yang ideal, layaknya seorang hakim yang tidak hanya bertugas memutuskan perkara, tetapi juga bertanggung jawab penuh atas orang-orang yang berada di bawah perlindungannya. Frasa "orang upahan" mengacu pada seseorang yang hanya bekerja demi upah semata, tanpa ada ikatan emosional atau rasa tanggung jawab yang mendalam. Mereka akan cenderung melarikan diri ketika bahaya mengancam, meninggalkan apa yang seharusnya mereka jaga.

Seorang hakim yang sesungguhnya, sebagaimana yang diimplikasikan oleh kontras dalam ayat ini, adalah seseorang yang berdedikasi dan setia. Ia tidak akan meninggalkan tugasnya ketika menghadapi kesulitan atau ancaman. Dalam konteks hukum, ancaman ini bisa diartikan sebagai tekanan politik, godaan suap, atau bahkan ancaman fisik. Seorang hakim yang "upahan" akan mudah tergoda untuk mengabaikan kebenaran demi keselamatan diri atau keuntungan pribadi. Sebaliknya, seorang hakim yang setia akan berdiri teguh pada prinsip keadilan, melindungi pihak yang lemah dan rentan, serta memastikan bahwa kebenaran ditegakkan, meskipun hal itu menuntut pengorbanan.

Perumpamaan "serigala" dalam ayat ini melambangkan berbagai bentuk kejahatan, ketidakadilan, atau kekuatan yang ingin merusak dan menghancurkan. Bagi seorang hakim, serigala ini bisa mewakili korupsi, penindasan, atau manipulasi hukum yang dapat menceraiberaikan tatanan masyarakat dan merugikan orang-orang yang mencari keadilan. Serigala yang "menerkam dan menceraiberaikan domba-domba" adalah gambaran nyata dari kekacauan dan penderitaan yang timbul ketika hukum tidak ditegakkan dengan benar dan para pelindungnya tidak berintegritas.

Oleh karena itu, Yohanes 10:12 bukan sekadar peringatan bagi para gembala, tetapi juga sebuah panggilan bagi setiap individu yang memegang peran kepemimpinan atau penegakan hukum, termasuk para hakim. Ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya integritas, keberanian, dan kasih yang tulus terhadap mereka yang membutuhkan perlindungan. Seorang hakim yang baik adalah pelindung, bukan sekadar pemutus sengketa. Ia memiliki mata yang jeli melihat bahaya yang mengintai, hati yang berani menghadapi ancaman, dan komitmen yang tak tergoyahkan untuk menjaga domba-domba—rakyat—dari ancaman yang menceraiberaikan. Keadilan sejati hanya dapat tegak ketika para penegaknya adalah gembala yang setia, bukan sekadar pekerja upahan yang lari saat badai datang.

Dengan memahami prinsip ini, kita dapat mengharapkan sistem peradilan yang lebih kuat, adil, dan dapat dipercaya. Seorang hakim yang memahami perannya sebagai penjaga kebenaran, akan selalu berusaha untuk menjadi pribadi yang utuh, yang keberanian dan integritasnya menjadi benteng pertahanan bagi masyarakat dari segala bentuk kejahatan dan ketidakadilan.

Pelajari lebih lanjut tentang pentingnya keadilan dalam setiap aspek kehidupan.