Hakim-Hakim 13:8

Lalu berserulah Manoah kepada TUHAN: "Ya Tuhanku, semoga orang yang utusan Allah yang tadi Kaurencanakan itu datang pula untuk kita dan mengajarkan kepada kita apa yang harus kita perbuat terhadap anak yang akan lahir itu."

?

Simbol pertanyaan untuk bimbingan ilahi.

Menghadapi Ketidakpastian dengan Iman

Kisah Hakim-Hakim pasal 13 mengisahkan tentang kelahiran Simson, seorang hakim yang luar biasa dengan kekuatan yang dianugerahkan oleh Tuhan. Namun, di balik kekuatan dahsyat itu, terdapat serangkaian peristiwa yang penuh dengan tanda tanya dan kebutuhan akan bimbingan ilahi. Ayub, ayah Simson, merasakan hal ini dengan mendalam. Setelah dijumpai oleh malaikat Tuhan yang menyampaikan kabar kenabian mengenai kelahiran anaknya, kebingungan dan rasa tanggung jawab yang besar menghinggapinya. Ia tidak hanya sekadar menerima kabar, tetapi juga merasa perlu untuk memahami lebih lanjut bagaimana mengasuh dan membimbing anak yang akan memiliki tujuan khusus dari Tuhan ini.

Ungkapan seruan Manoah kepada Tuhan, "Ya Tuhanku, semoga orang yang utusan Allah yang tadi Kaurencanakan itu datang pula untuk kita dan mengajarkan kepada kita apa yang harus kita perbuat terhadap anak yang akan lahir itu," menunjukkan kedalaman kerendahan hati dan ketergantungannya pada Sang Pencipta. Dalam menghadapi amanah besar, Manoah menyadari bahwa kebijaksanaan manusia saja tidaklah cukup. Ia membutuhkan campur tangan supranatural, petunjuk langsung dari sumber segala hikmat. Ini adalah cerminan dari sikap iman yang sejati: mengakui keterbatasan diri dan berserah sepenuhnya pada rencana serta kehendak Tuhan.

Pentingnya Doa dan Pencarian Bimbingan

Doa Manoah bukan sekadar permintaan sesaat, melainkan sebuah kesadaran akan pentingnya bimbingan ilahi dalam setiap aspek kehidupan, terlebih lagi ketika menyangkut pertumbuhan generasi penerus yang memiliki panggilan khusus. Ia tidak ragu untuk kembali kepada Tuhan yang sama yang telah memberikan janji, meminta agar utusan-Nya kembali untuk memberikan instruksi yang jelas. Hal ini mengajarkan kita bahwa setiap tanggung jawab besar dalam hidup, entah itu membesarkan anak, menjalankan pelayanan, atau menghadapi tantangan karir, memerlukan hikmat yang tidak berasal dari dunia ini.

Bagi kita saat ini, ayat ini menjadi pengingat yang kuat akan pentingnya doa dan pencarian bimbingan Tuhan. Di era modern yang serba cepat dan seringkali membingungkan, kita pun seringkali dihadapkan pada situasi di mana kita tidak tahu langkah apa yang harus diambil. Entah itu dalam urusan keluarga, pekerjaan, atau bahkan keputusan pribadi yang tampaknya kecil, kita bisa belajar dari Manoah untuk tidak mengandalkan pemahaman kita semata, melainkan mengangkat tangan dan hati kepada Tuhan. Memohon agar Ia mengutus Roh Kudus-Nya untuk menuntun, memberikan pemahaman, dan menerangi jalan yang harus kita tempuh.

Kisah Simson dan keluarganya memberikan pelajaran berharga bahwa kekuatan sejati tidak hanya terletak pada otot atau kecerdasan, tetapi pada kesediaan untuk berserah pada kehendak Tuhan dan memohon bimbingan-Nya. Doa Manoah adalah bukti nyata bahwa di hadapan misteri dan ketidakpastian, iman yang berseru kepada Tuhan adalah sumber kekuatan dan peneguhan yang tak ternilai. Ia mengingatkan kita untuk selalu membuka telinga hati kita terhadap suara Tuhan dan mengikuti setiap petunjuk yang diberikan-Nya, sebagaimana Manoah yang merindukan agar utusan Tuhan datang kembali untuk mengajarkan apa yang harus mereka perbuat.