Pasal ke-14 dari Kitab Hakim menceritakan awal dari kisah epik Simson, seorang tokoh yang dipilih Tuhan sejak lahir untuk menjadi penyelamat umat Israel dari penindasan bangsa Filistin. Kisah ini dimulai dengan keinginan Simson untuk menikahi seorang perempuan Filistin, sebuah keputusan yang tampaknya bertentangan dengan kehendak orang tuanya dan norma-norma Israel saat itu. Namun, keinginan ini ternyata adalah bagian dari rencana ilahi yang lebih besar. Dalam perjalanannya untuk melamar perempuan tersebut, Simson diserang oleh seekor singa muda. Dengan kekuatan luar biasa yang diberikan oleh Roh Tuhan, ia berhasil membunuh singa itu dengan tangan kosong. Keberanian dan kekuatan yang ditampilkan Simson ini menjadi awal dari banyak perbuatan ajaib yang akan dilakukannya.
Kemudian, ketika Simson kembali untuk menikahi kekasihnya, ia melihat bahwa bangkai singa yang telah ia bunuh kini menjadi sarang lebah. Hal ini memberinya ide untuk sebuah teka-teki yang akan ia berikan kepada para tamu di pesta pernikahannya. Teka-teki tersebut berbunyi, "Dari yang memakan keluar sesuatu yang dapat dimakan, dan dari yang kuat keluar sesuatu yang manis." Para tamu, yang kebanyakan adalah orang Filistin, tidak dapat memecahkan teka-teki itu. Mereka mencoba menipu Simson, mengancam istri Simson untuk mendapatkan jawabannya. Akhirnya, istri Simson berhasil membujuknya untuk memberikan jawaban, yang kemudian digunakan oleh orang Filistin untuk memenangkan taruhan melawan Simson. Peristiwa ini menunjukkan bagaimana Simson, meskipun memiliki kekuatan ilahi, juga berhadapan dengan tantangan dan kelemahan manusiawi, serta bagaimana keputusannya terkadang membawa konsekuensi yang tidak terduga.
Sementara Hakim 14 menceritakan awal kiprah Simson sebagai pahlawan, Hakim 13 memberikan latar belakang mengenai bagaimana Simson lahir. Pasal ini memperkenalkan Manoah dan istrinya, pasangan yang saleh namun diliputi kesedihan karena ketidakmampuan mereka untuk memiliki keturunan. Keadaan mereka berubah drastis ketika seorang malaikat Tuhan menampakkan diri kepada istri Manoah. Malaikat itu menyampaikan pesan ilahi yang menakjubkan: istri Manoah akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Anak ini ditakdirkan untuk menjadi seorang Nazir Tuhan sejak dalam kandungan, yang berarti ia harus hidup di bawah aturan-aturan khusus, termasuk tidak minum anggur atau minuman keras, tidak menyentuh sesuatu yang najis, dan membiarkan rambutnya tumbuh panjang.
Malaikat itu juga menegaskan bahwa anak ini akan menjadi orang pertama yang mulai menyelamatkan Israel dari kekuasaan bangsa Filistin. Manoah, setelah mendengar pesan ini, berdoa agar Tuhan mengutus malaikat itu kembali untuk memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai bagaimana cara memelihara anak yang akan lahir itu. Doa Manoah dikabulkan, dan malaikat itu kembali datang. Kali ini, Manoah memberikan persembahan, dan dalam peristiwa yang ajaib, api dari Tuhan menjilat persembahan itu, sementara malaikat naik ke langit dalam nyala api dari mezbah. Kejadian ini meneguhkan keilahian pesan yang disampaikan dan persiapan yang harus dilakukan untuk menyambut kelahiran Simson.
Kisah di Hakim 13 dan 14 secara bersama-sama menyoroti tema pemilihan ilahi, persiapan yang tidak biasa, dan peran yang harus dimainkan oleh individu untuk memenuhi tujuan Tuhan. Keduanya merupakan bagian integral dari gambaran besar tentang bagaimana Tuhan bekerja melalui individu-individu yang dipilih-Nya, bahkan ketika mereka berjuang dengan keputusan dan tantangan pribadi mereka. Relevansi kisah Simson ini bagi pembaca modern terletak pada pengingat akan kekuatan Tuhan yang luar biasa, pentingnya ketaatan pada panggilan ilahi, dan bagaimana bahkan individu yang tidak sempurna pun dapat digunakan untuk tujuan yang mulia.